PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) bakal mencara pendaan dari pasar modal melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I 2019 senilai Rp1 triliun. Target total dana yang akan dihimpun dari PUB Sukuk Ijarah Berkelanjutan I mencapai Rp3 triliun.?
Direktur Investment Banking PT Mandiri Sekuritas, Primonanto Budi Atmojo selaku penjamin pelaksana emisi sukuk perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi ini mengungkapkan bila tingkat kupon yang dipatok sekitar 9,4-10,5 persen.
"Pada tahap pertama nilainya sebanyak Rp1 triliun," katanya di Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Baca Juga: OJK Genjot Emiten Terbitkan Sukuk, Kenapa Ya?
Sukuk yang diterbitkan terbagi menjadi dua seri, yakni Seri A bertenor tiga tahun dan Seri B bertenor lima tahun. "Kupon untuk tenor tiga tahun sekitar 9,4-9,9 persen dan tenor lima tahun yakni 10-10,5 persen," jelasnya.?
Primonanto mengungkapkan, penetapan tingkat indikasi kisaran cicilan imbalan sukuk Moratelindo tersebut sudah mempertimbangkan tren kenaikan suku bunga deposito perbankan. "Jadi, kupon yang sebesar 9,4 itu saja sudah terbilang premium untuk dapat menarik minat investor," imbuhnya.
Dia menegaskan, sukuk ijarah Moratelindo ini mendapatkan peringkat Single A Syariah (idA sy) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). "Masa penawaran dilakukan pada 12-19 Juni 2019 dan diharapkan mendapatkan pernyataan efektif dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada 26 Juni 2019," ujar Primonanto.
Baca Juga: Total Penerbitan Obligasi dan Sukuk di BEI Rp15,24 T dari 14 Perusahaan
Lebih lanjut Primonanto menyatakan, pencatatan sukuk ijarah Moratelindo di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 8 Juli 2019. Selain Mandiri Sekuritas, penjamin pelaksana emisi sukuk Moratelindo juga dilakukan oleh PT Sinarmas Sekuritas.
Nantinya, sebesar 85 persen dana dari penerbitan sukuk akan dimanfaatkan untuk kebutuhan investasi.?Sedangkan, sebesar 15 persen akan digunakan untuk modal kerja.?
"Dana sebesar 85 persen tersebut untuk meningkatkan ekspansi dengan melakukan investasi terhadap backbone, termasuk perangkat dan infrastruktur pasif dan aktif serta pembangunan inland cable, ducting maupun perangkat penunjang," papar Primonanto.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: