Serangan AS ke Iran Bisa Tewaskan 150 Orang, Trump Ambil Keputusan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump mengaku membatalkan izin serangan militer terhadap Iran 10 menit sebelum serangan diluncurkan. Dia mengatakan ada tiga situs yang jadi target, namun serangan dibatalkan karena bisa menewaskan sekitar 150 orang.
Serangan yang dibatalkan itu sejatinya sebagai balasan atas serangan rudal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang menjatuhkan pesawat nirawak atau dronemata-mata militer AS, RQ-4 Global Hawk, 20 Juni lalu.
Izin serangan diberikan Trump pada Kamis malam waktu Washington atau sebelum fajar waktu Teheran. Namun, dalam hitungan menit izin itu dibatalkan dengan alasan korban jiwa yang akan jatuh tak sebanding dengan serangan terhadap drone RQ-4 Global Hawk.
"Kami menodongkan dan memuat (senjata) untuk membalas semalam terhadap tiga sasaran yang berbeda ketika saya bertanya; 'Berapa banyak yang akan mati?'. '150 orang, tuan', itu adalah jawaban dari seorang jenderal. Sepuluh menit sebelum serangan, saya menghentikannya, tidak sebanding dengan menembak jatuh pesawat tanpa awak," tulis Trump di Twitter.
Baca Juga: Iran Mengelak Laporan Terima Peringatan Trump Via Sekutu AS
?Saya tidak terburu-buru, militer kita dibangun kembali, baru, dan siap untuk pergi, sejauh ini yang terbaik di dunia. Sanksi menggigit dan lebih banyak ditambahkan tadi malam. Iran tidak pernah bisa memiliki senjata nuklir, tidak melawan AS, dan tidak melawan dunia!"
Tiga target AS di Iran yang diklaim bisa menewaskan sekitar 150 orang itu masih teka-teki karena tidak dirinci oleh Trump. Menurut laporan New York Times yang mengutip seorang pejabat senior pemerintah Washington, beberapa target itu antara lain situs radar dan baterai sistem rudal. Kendati demikian, lokasi target-target tersebut tak disebutkan.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Trump telah mengirim pesan melalui pemerintah Oman yang memperingatkan Iran bahwa serangan sudah dekat dan menyerukan dialog.
Baca Juga: Pasukan Sudah Siap Serang Iran, tapi Trump Malah. . .
"Dalam pesannya, Trump mengatakan dia menentang setiap perang dengan Iran dan ingin berbicara dengan Teheran tentang berbagai masalah...Dia memberi waktu singkat untuk mendapatkan tanggapan kami, tetapi tanggapan langsung Iran adalah bahwa itu tergantung pada pemimpin tertinggi (Ayatollah Ali) Khamenei untuk memutuskan tentang masalah ini," tulis Reuters mengutip seorang pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya, Sabtu (22/6/2019).
Dewan Keamanan Nasional Iran membantah telah menerima pesan dari Trump. "AS tidak mengirim pesan apa pun," kata juru bicara dewan tersebut, Keyvan Khosravi, kepada stasiun televisi Iran. "Masalah ini sama sekali tidak benar."
Kubu garis keras Partai Republik di AS mengecam Trump karena membatalkan serangan terhadap rezim para Mullah. Liz Cheney, seorang anggota Kongres dari Partai Republik?dan putri mantan wakil presiden Dick Cheney?mengatakan kepada sebuah acara bincang-bincang radio; "Kami tidak bisa membiarkan musuh-musuh Amerika berpikir bahwa mereka dapat menembak drone militer AS dengan impunitas."
Baca Juga: Bukan Takut, Ini Alasan Trump Batalkan Serangan Iran
Seorang mantan pejabat kebijakan luar negeri mengatakan keputusan Trump itu dapat memberikan ruang bernapas untuk memikirkan kembali kebijakan. "Jika kita dapat mengklarifikasi tujuan, bagaimana serangan bisa masuk ke dalam strategi?," tanya Brett McGurk, mantan utusan khusus untuk kampanye kontra-ISIS.
"Apakah mereka lebih atau kurang cenderung membawa Iran ke meja (perundingan)? Apakah kita siap untuk semakin meningkat jika serangan awal menyebabkan lebih banyak provokasi dari Iran?."
?Jeda yang dipesan Trump harus digunakan untuk menanyakan hal ini dan pertanyaan-pertanyaan sulit lainnya tentang strategi, tujuannya, dan risiko yang meningkat jika kebijakan tetap tidak berubah. Tadi malam adalah pertama kalinya Trump mengambil kebijakan Iran dari autopilot, dan itu bagus," tulis McGurk di Twitter
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: