Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Ditekan AS, Huawei Masih Berambisi Luncurkan Teknologi Terkemuka Dunia

        Meski Ditekan AS, Huawei Masih Berambisi Luncurkan Teknologi Terkemuka Dunia Kredit Foto: Reuters/Jason Lee
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Huawei berada di bawah tekanan, bahkan jajaran eksekutifnya memproyeksi penurunan pendapatan hingga 30% pada tahun ini karena adanya penurunan penjualan pasca larangan yang dicetuskan Amerika Serikat.

        Namun, sang pendiri Ren Zhengfei masih tetap memegang ambisinya untuk meluncurkan teknologi terkemuka dunia, kemudian diadopsi massal secara global. Melansir KrAsia (28/6/2019), mempekerjakan talenta top jadi salah satu strategi untuk mewujudkan hal itu.

        "Perusahaan ingin merekrut 20 hingga 30 talenta jenius tahun ini dan 200 hingga 300 lagi pada tahun depan," begitu pernyataan Ren kepada para dewan eksekutif Huawei pekan lalu.

        Baca Juga: Google Akan Kehilangan 700 Juta Pengguna Jika Huawei Tinggalkan Android

        Menurutnya, talenta yang intelektual dapat menginspirasi staf lainnya dan mendorong perusahaan ke pencapaian besar. Versi tulisan dari pernyataan Ren diedarkan ke publik kemarin, menurut KrAsia.

        Dalam banyak kesempatan, Ren menyebutkan seorang ahli matematika Rusia sebagai tim laboratorium Huawei yang berkontribusi dalam terobosan teknis dari 2G ke 3G, tanpa mengungkapkan nama pekerja itu.

        CEO Huawei itu percaya, dengan mempekerjakan orang yang benar, pada skala tertentu, Huawei dapat mengulang kesuksesan tersebut.

        Huawei memiliki sejarah sendiri dalam mengakuisisi talenta dari Rusia, tampaknya mereka memercayai kualitas SDM negara itu. Bahkan, Huawei pernah membeli perusahaan pengenal wajah Rusia bernama Vocord dengan seluruh karyawannya. Huawei juga memindahkan mereka ke salah satu laboratorium perusahaan.

        Baca Juga: Huawei Prediksi 5G Akan Akselerasi Industri Konten

        Ren juga pernah merekrut lulusan Rusia dari Google dengan memberikan gaji tinggi dari Google demi mempekerjakan mereka.

        Huawei dianggap sebagai pemimpin dalam teknologi 5G, tetapi banyak mengalami pukulan belakangan ini. CFO-nya, Meng Wanzhou ditangkap, Amerika Serikat (AS) melarang mereka berpartisipasi dalam pengembangan jaringan 5G. Bahkan, perusahaan AS dilarang menjual komponen ke Huawei.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: