Gunung Tangkuban Perahu terus bergejolak pasca-erupsi pada 26 Juli 2019. Status gunung api yang berada di Kabupaten Bandung dan Subang, Jawa Barat itu kini dinaikkan dari level I alias normal menjadi level II atau waspada.
"Tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dinaikkan dari Level 1 menjadi Level II," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani dalam keterangannya, Jumat (2/8/2019).
Baca Juga: Kamis Malam, Gunung Tangkuban Perahu Meletus Lagi
Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan Awan Panas
Sejak Kamis 1 Agustus malam tadi, Gunung Tangkuban Perahu beberapa kali mengalami erupsi. Sekira pukul 20.46 WIB malam tadi, erupsi gunung tersebut menyemburkan kolom abu setinggi 180 meter dari dasar kawah. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 11 menit 23 detik.
Gunung Tangkuban Perahu kembali erupsi, Jumat dini hari tadi masing-masing pukul 01.45 WIB, pukul 03.57 WIB dan pukul 04.06 WIB.
?Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale)," ujar Kasbani.
Secara seismik, aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi oleh gempa-gempa yang mencerminkan aktivitas di kedalaman dangkal berupa gempa hembusan.
Setelah erupsi terjadi, rekaman seismik didominasi oleh gempa Hembusan dan Tremor menerus dengan amplitudo maksimum 0.5-31 mm (dominan 0.5-20 mm).
Terekamnya tremor ini berkaitan dengan pelepasan tekanan berupa hembusan-hembusan yang terjadi sampai saat ini.
"Secara deformasi, pasca Erupsi 26 Juli 2019 Gunung Tangkuban Parahu masih mengalami inflasi kecil bersifat lokal. Data deformasi masih mengindikasikan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih belum stabil," katanya.
Di area sekitar Kawah Ratu menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi gas vulkanik H2S dan cenderung menurun. Namun pengukuran gas pada 31 Juli dan 1 Agustus 2019 menunjukkan konsentrasi gas masih berfluktuasi dan cenderung naik.
Analisis PVMBG aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada dalam kondisi yang belum stabil dan aktivitas serta potensi erupsi dapat berubah sewaktu-waktu.
Ancaman bahaya yang terjadi saat ini berupa hujan abu serta hembusan gas vulkanik dengan konsentrasi berfluktuasi di sekitar Kawah Ratu yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa pengunjung, pedagang, masyarakat sekitar, bila kecenderungan konsentrasi gas-gas vulkanik tinggi.
Erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah berpotensi terjadi tanpa ada gejala vulkanik yang jelas.
Evaluasi menerus tetap dilakukan untuk mengantisipasi tingkat aktivitas dan potensi ancaman erupsi.
Masyarakat atau wisatawan diminta tidak mendekati kawah di puncak Gunung Tangkuban Parahu dalam radius 1,5 kilometer dari kawah aktif.
Masyarakat agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik dan dihimbau tidak berlama-lama berada disekitar kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
PVMBG juga himbau agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas.
"Masyarakat tetap memperhatikan perkembangan yang dikeluarkan oleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat," imbaunya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: