Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai masuknya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam kepengurusan DPP PDI Perjuangan kian membuat Pilkada Surabaya 2020 semakin? menarik.
Baca Juga: Bravo! Jadi Pengurus PDIP, Risma Siap Masuk Bursa Cagub Jakarta
"Mega memang selalu mengagetkan, zigzag dan sulit diterka. Dinamika di daerah dan pusat bisa berbeda-beda polanya," kata Surokim dikutip dari Antara di Surabaya, Minggu.
Ia menilai Risma juga akan diperhitungkan oleh Mega soal posisi calon walikota Surabaya.
"Masing-masing faksi akan menguatkan posisinya. Selain faksi Risma yang menguat di DPP, maka saya pikir faksi Bambang DH (mantan Ketua Bappilu DPP PDI Perjuangan dan mantan Wali Kota Surabaya) akan bertumpu pada kekuatan DPC dan kekuatan ranting di Surabaya," ujarnya.
Sementara faksi Wishnu Sakti Buana (mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya dan Wakil Wali Kota Surabaya), lanjut dia, juga tidak kalah gesit karena masih ada orang dekatnya seperti Djarot Syaiful Hidayat yang masuk kepengurusan DPP PDI Perjuangan dan Puti Guntur yang merupakan kekuatan gen Soekarno.
"Jadi kian dinamis Pilkada Surabaya dan masih sulit ditebak arahnya. Hanya menurut saya faksi Risma leading sedikit saja di atas dua faksi yang lain dan bisa jadi akan terus berubah melihat politik zigzag Megawati," katanya.
Meski demikian, kata dia, faksi Bambang DH tidak otomatis lemah karena masih punya kekuatan di DPC PDI Perjuangan Surabaya. Jika Bambang DH sukses menguatkan basisnya di kepengurusan baru di anak cabang dan ranting, maka faksi Bambang DH tetap layak dihitung disamping dua faksi yang lain.
"Artinya semua kekuatan faksi PDI Perjuangan di Surabaya punya plus minus tinggal bagaimana momentumnya akan berpihak kepada siapa di bulan-bulan Maret dan April tahun depan. Momentum akhir menjelang pendaftaran calon akan menentukan," katanya.
Menurut dia, dengan Risma masuk DPP bagaimanapun membuktikan adanya kedekatan khusus dengan Megawati. Bisikan Risma tentu akan kian diperhatikan Megawati.
Selain itu, kata dia, naiknya Risma juga akan membuka peluang di pentas nasional. Menurut dia, bagaimanapun banyak kepala daerah kader PDI Perjuangan yang juga berhasil, namun faktanya hanya Risma yang dipasang di pengurus DPP.
Ia menilai tidak masuknya Bambang DH di DPP PDI Perjuangan, bisa saja Megawati punya rencana lain dengan memberikan posisi baru bagi Bambang DH untuk masuk kabinet Jokowi.
"Memang hampir 90 persen kehendak PDI Perjuangan ya kehendak bu Mega. Faktor situasional dan di diri bu Mega akan menentukan untuk momentum nanti. Bahkan faktor-faktor kecil bisa menjadi pengaruh besar pada bu Mega dan bisa mengubah semua peta yang ada," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat