Pesawat pengebom (bomber) Tu-160 bersenjatakan nuklir dikirim militer Rusia ke wilayah timur jauh Rusia di seberang Alaska sebagai bagian dari misi latihan. Berdasarkan keterangan media pemerintah, sepasang pesawat bomber yang dikirim itu bertujuan menunjukkan kemampuan Moskow menempatkan senjata nuklir di depan gerbang Amerika Serikat (AS).
Dijuluki Angsa Putih, pesawat pengebom strategis Tupolev Tu-160 adalah pesawat supersonik era Soviet yang mampu membawa hingga 12 rudal nuklir jarak pendek dan terbang 12.000 km tanpa henti tanpa pengisian ulang bahan bakar.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat-pesawat itu telah menempuh jarak lebih dari 6.000 km (3.728 mil) selama lebih dari delapan jam dari pangkalan mereka di Rusia barat untuk ditempatkan di Anadyr, wilayah Chukotka, yang berada di seberang Alaska.
Menurut kementerian tersebut, penerbangan sepasang bomber Angsa Putih itu adalah bagian dari latihan taktis yang akan berlangsung hingga akhir minggu ini. Selain itu, juga dirancang untuk melatih kemampuan Angkatan Udara untuk beraksi kembali ke lapangan udara operasional dan untuk mempraktikkan pengisian bahan bakar air-to-air (udara-ke-udara).
Rekaman video dari Kementerian Pertahanan yang dilansir Reuters, Kamis (15/8/2019), menunjukkan sepasang pesawat lepas landas dalam kegelapan dan mendarat di siang hari di lapangan terbang yang terletak di tengah medan berumput datar di timur jauh Rusia.
Penerbangan itu dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat atas kontrol senjata antara Moskow dan Washington. Amerika Serikat telah menarik diri dari pakta rudal nuklir terpenting dengan Rusia bulan ini setelah menuduh Moskow melanggar perjanjian tersebut. Tuduhan itu sudah berulang kali dibantah Kremlin.
Pihak Duta Besar AS untuk Moskow mengatakan pada hari Rabu bahwa perjanjian senjata lainnya antara kedua negara sudah usang dan bisa dihapus ketika berakhir pada 2021 dan diganti dengan yang lain.
Pada hari Selasa, Kremlin mengklaim telah memenangkan perlombaan untuk mengembangkan senjata nuklir mutakhir meskipun telah mengalami kecelakaan roket misterius minggu lalu di Rusia utara yang menewaskan sedikitnya lima ahli nuklir dan menyebabkan lonjakan tingkat radiasi secara singkat.
20 Menit dari Alaska
Surat kabar pemerintah Rusia, Rossiiskaya Gazeta, mengatakan di situs webnya pada hari Rabu bahwa penerbangan sepasang Tu-160 menunjukkan kemampuan Moskow untuk membasiskan bomber nuklir dalam waktu 20 menit waktu penerbangan dari wilayah AS.
"Jarak dari Anadyr ke Alaska kurang dari 600 km (372 mil)?untuk Tu-160 yang membutuhkan waktu 20 menit termasuk tinggal landas dan mendapatkan ketinggian," tulis surat kabar tersebut.
Pesawat bomber itu diyakini dapat menembakkan rudal tanpa meninggalkan wilayah udara Rusia dengan menarget beberapa sasaran seperti stasiun radar dan rudal pencegat milik AS.
"Selain itu, kemampuan rudal yang dibawa pesawat akan memungkinkannya untuk meluncurkan (rudal) mereka tanpa meninggalkan wilayah udara Rusia. Jika perlu, target pertama bomber bisa berupa stasiun radar dan posisi rudal pencegat yang merupakan bagian dari sistem pertahanan rudal AS," lanjut keterangan dalam surat kabar itu.
Tu-160?yang dinamai Blackjack oleh NATO?telah terbang di masa lalu dari pangkalan di Rusia ke Suriah, di mana pesawat itu mengebom pasukan pemberontak yang menentang Presiden Bashar al-Assad, salah satu sekutu terdekat Moskow di Timur Tengah.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan total sekitar 10 pesawat pengebom TU-160 dan pesawat Tu-95MS serta Il-78 terlibat dalam latihan tersebut.
Rusia sedang dalam proses memodernisasi Tu-160. Presiden Vladimir Putin pada tahun lalu memuji versi Tu-160 yang ditingkatkan setelah menontonnya dalam penerbangan. Dia juga mengatakan akan meningkatkan kemampuan senjata nuklir Rusia.
Sepuluh dari pengebom nuklir Tu-160M ??yang modern akan dikirim ke Angkatan Udara Rusia dengan biaya masing-masing 15 miliar rubel (USD227 juta) antara sekarang hingga 2027.
Produsen pesawat, Tupolev, mengatakan kemampuan versi modern adalah 60 persen lebih efektif daripada pesawat versi lama dengan peningkatan signifikan pada persenjataan, navigasi, dan avioniknya.
Penerbangan serupa dilakukan setahun lalu ke Anadyr, saat media pemerintah mengatakan lapangan udara lokal telah dimodernisasi untuk dapat menerima pesawat yang lebih besar seperti Tu-160.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: