DPRD DKI menggelar Rapat Paripurna menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2019 yang diusulkan kembali oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam APBDP 2019 tersebut dimasukkan anggaran tambahan untuk penyelenggaraan Formula E sebesar Rp360 miliar atau 20,79 juta poundsterling.
Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, dalam APBDP 2019 memang ada pengurangan sebesar Rp2,5 triliun. Anggaran awal yang dimasukkan ke APBDP 2019 untuk penyelenggaraan Formula E sebesar Rp360 miliar dari awalnya Rp340 miliar.
Prasetyo menyatakan, penambahan tersebut baru hanya untuk uang muka atau down payment pelaksanaan Formula E. Kalau ada perubahan dari sebelumnya, bisa jadi karena ada kurs poundsterling yang berubah.
"Jadi, jangan hanya dilihat di situ, saya melihat globalnya, monggo-monggo saja silakan selama itu disepakati oleh dewan dan alasannya tepat. Nanti realisasinya bagaimana akan dibahas di Badan Anggaran (Banggar) besar dan terbuka untuk umum," kata Prasetyo, Rabu (14/8/2019).
Ia mengakui dalam APBDP 2019, total yang diajukan adalah Rp86,89 triliun, berkurang Rp2,5 triliun dari APBD 2019 awal yang diajukan sebesar Rp88,09 triliun. Selain itu, ia juga menambahkan, APBDP 2019 ini juga memasukkan anggaran awal untuk penyelenggaraan Formula E yang akan digelar pada 2020 mendatang.
Baca Juga: Soal Formula E, Pentolan PDIP Ini Sejalan dengan Anies
Ia menyebut beberapa pos pembiayaan mungkin akan dikurangi. Namun, hal itu tidak mengganggu hal vital pemerintahan. "Ya, ada pemangkasan, seperti ada di perumahan, tapi itu nanti di banggar besar. Sekarang belum finishing," kata dia menambahkan.
Wakil Ketua DPRD,Triwisaksana menambahkan, soal pengurangan Rp2,5 triliun dalam APBDP 2019, di satu sisi memang anggaran berkurang, tetapi anggaran Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) berkenaannya yang 2018 terbukti tidak sampai Rp12 triliun, tetapi hanya Rp 9 triliun. "Itu lebih rendah dari tahun sebelumnya," kata Triwisaksana.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengakui penyelenggaraan berbagai gelaran internasional di Jakarta membutuhkan pembiayaan yang besar. Namun, hal itu sebanding dengan manfaat yang didapat masyarakat Kota Jakarta.
"Saya sampaikan dari awal, studi kelayakan tentang penyelenggaraan Formula E diproyeksikan akan bisa menggerakkan perekonomian sampai Rp1,2 triliun. Langsung terasa di Jakarta. Maka, kemarin ketika saya laporkan pada Presiden dan beliau merespons event seperti ini manfaatnya luar biasa," kata Anies, Rabu.
Saat penyelenggaraan Formula E, ia memprediksi Jakarta dan Indonesia mendapat perhatian yang luar biasa dari seluruh dunia pada saat pre-event, main event, dan event. "Jadi, ini baru pada main event, apalagi kalau nanti kita ada pre-event, di samping manfaat yang tidak bisa dihitung juga sangat luar biasa besarnya."
Anies juga menyebut dukungan Presiden Jokowi sangat penting karena memberi faedah atau manfaat yang berwujud dan tidak ada wujudnya. "Dalam istilah Jokowi, ada manfaat faedah yang disebut tangible dan ada faedah yang non-tangible," kata Anies.
Faedah non-tangible itu, di antaranya Indonesia terekspos di dunia internasional. Jakarta terekspos sebagai promosi untuk mengundang lebih banyak orang ke Indonesia. Itu non-tangible.
Hal yang tangible, sambung Anies, dia menggerakkan perekonomian. Karena meskipun penyelenggaraan itu tentu ada biaya, tapi pergerakan perekonomiannya dalam proyeksi konservatif saja, itu diperkirakan Rp1,2 triliun.
Baca Juga: Anggaran Membengkak Gegara Rencana Gelar Formula E, DPRD: Kenapa Tidak!
"Jadi, angka pergerakan perekonomiannya dan tadi ada studi feasibility-nya ada dan tadi kita diskusikan itu. Pak Jokowi akan sangat mendukung dan bahkan berharap hal-hal seperti ini lebih banyak lagi terjadi di Indonesia. Biar berproses biasa. Karena itu semua penyelenggaraan, apakah disebut menyelenggarakan GP, F1, apakah Anda menjadi tuan rumah Piala Dunia, semua ada komitmen atau biaya yang harus dikeluarkan oleh penyelenggara."
"Kita menyelenggarakan Asian Games juga mengeluarkan biaya. Anda selenggarakan GP, Anda menyelenggarakan F1, apakah Anda jadi tuan rumah Piala Dunia, ada komitmen atau biaya yang harus dikeluarkan oleh penyelenggara," ujar Anies.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti