Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Polemik Ceramah Salib Ustad Somad, Pesan JK ke Penceramah, Dalem...

        Polemik Ceramah Salib Ustad Somad, Pesan JK ke Penceramah, Dalem... Kredit Foto: Antara/Ahmad Subaidi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta kepada penceramah di Indonesia untuk berdakwah secara damai, karena agama yang dipeluk di Indonesia bukan hanya Islam saja. Menurutnya, penceramah tidak berdakwah terlalu melebar.

        Diketahui, baru-baru ini Ustad Abdul Somad (UAS) dilaporkan ke pihak kepolisian lantaran ceramah tentang Salib dianggap menistakan agama. Namun, ramai-ramai diperbicangkan, UAS enggan meminta maaf karena merasa berdakwah sesuai dengan akidah Islam.

        Lanjutnyay, JK menerangkan bahwa di Indonesia pasti lazimnya setiap orang akan memiliki pandangan yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinan yang dipeluknya. Sambung JK, namun, alangkah baiknya apabila berdakwah jangan sampai menimbulkan 'tabrakan' antar satu keyakinan dengan keyakinan lainnya.

        Baca Juga: Tolak Minta Maaf, Alasan UAS Masya Allah...

        Baca Juga: 4 Klarifikasi Ustaz Abdul Somad Soal Ceramah Salib

        "Momennya di mana, otomatis memang masing-masing orang berbicara pasti bicara tentang keyakinannya. Tidak mungkin sama, cuma bagaimana dakwah itu selain itu jangan jadi melebar. Jangan sering tabrakan," kata JK kepada wartawan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (22/8/2019).

        Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sebuah dakwah semestinya bisa mewujudkan perdamaian, terutama untuk negeri.

        "Kita boleh berbeda sikap tapi kita tidak boleh saling menyalahkan satu sama lain. Boleh pasti berbeda tidak mungkin sama," tandasnya.?

        Sebelumnya, beredar potongan video ceramah Abdul Somad yang mengatakan bahwa dalam hukum Islam, salib adalah tempat bersarangnya jin kafir.?

        Terkait ceramahnya, UAS dilaporan ke Markas Kepolisian Resor Sikka di Nusa Tenggara Timur atau NTT oleh Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Maumere pada Sabtu (17/8).

        Ustad Somad sendiri telah memberikan klarifikasi terkait dugaan penistaan agama tersebut dengan tiga pernyataan bahwa dia hanya menanggapi pertanyaan anggota jemaah, kajian dalam video tersebut disampaikan secara tertutup di dalam masjid, serta kejadian itu sudah lama.

        "Pengajian itu lebih 3 tahun lalu. Sudah lama, di kajian subuh Sabtu, di Masjid Annur, Pekanbaru. Karena rutin pengajian di sana, 1 jam pengajian dilanjutkan dengan tanya jawab," kata Somad dalam video yang diunggah akun YouTube FSRMM TV pada hari Minggu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: