Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mobil Listrik Moncer, Ini Negara-Negara yang Bisa Panen Duit

        Mobil Listrik Moncer, Ini Negara-Negara yang Bisa Panen Duit Kredit Foto: Reuters/Jason Lee
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mobil listrik akan mendongkrak permintaan bahan baku pembuatan baterai. Sejumlah negara Asia dan Afrika yang menghasilkan cobalt berpeluang mendapatkan berkah tersebut, bergantung beberapa faktor, seperti tata kelola, infrastruktur, dan lainnya yang bisa menarik investor untuk menambang logam tersebut.

        Moody's mengatakan, sebagaimana yang dilansir Reuters (16/9/2019), permintaan logam yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik bisa naik enam kali lipat bila mobil listrik mencapai 8% dari lalu lintas jalan pada pertengahan 2020-an. Hal tersebut juga bisa memberikan manfaat yang besar kepada negara-negara penghasil logam tersebut, salah satunya Democratic Republic of Congo.

        Baca Juga: Mobil Listrik Honda E Meluncur, Ini Spesifikasinya

        Masih dari laporan Reuters, lemahnya tata kelola di negara Afrika Tengah itu bisa menghalangi investor masuk dan justru sebaliknya akan menghilangkan potensinya. Menurut Moody's, pada 2030, produksi cobalt dapat setara dengan hampir 16% dari total PDB Congo tahun lalu. Lebih dari setengah ekspor barangnya dan 133% dari pendapatan pemerintah dari cobalt. Ini pula yang secara signifikan meningkatkan saldo fiskal dan neraca berjalan Congo.

        Hanya saja catatannya, tata kelola sangat lemah, infrastruktur yang buruk, dan stabilitas sosial akan memengaruhi masuknya investasi asing. Semakin buruk faktor-faktor tersebut akan menjadi penghambat investasi asing masuk.?

        Selain Congo, ada negara lain yang memiliki peluang meraih keuntungan dari menggemuknya pasar mobil listrik. Chilie, Filipina, Peru, Indonesia, dan Australia. Di antara negara-negara tersebut, Chilie, menurut Moody's, akan mendapatkan dampak yang moderat. Produksi logam baterai kemungkinan mencapai lebih dari 5% dari ekspor barang 2018.

        Sementara itu, peru kemungkinan akan meningkatkan pangsa pasar logam melalui proyek eksplorasi baru. Filipina juga akan melihat keuntungan ekonomi dan peningkatan pengumpulan pendapatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: