Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mau Hujan Angin, Mau Makan atau Tidak Makan, Mahasiswa Papua Jangan Pulang Dulu ke Papua!

        Mau Hujan Angin, Mau Makan atau Tidak Makan, Mahasiswa Papua Jangan Pulang Dulu ke Papua! Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
        Warta Ekonomi, Jayapura -

        Mantan Ketua Gereja Sinode Papua, Pendeta Alberth Yoku, sangat menyayangkan kembalinya sekitar ratusan mahasiswa asal Papua dari kota studinya.

        Pdt Alberth Yoku yang juga ketua tim 61 Tokoh Papua yang bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu di Istana Negara ini menyebut, harusnya para mahasiswa yang pulang ke Papua itu ingat akan masa depannya.

        "Mereka harus ingat, masa depan Papua itu adalah mereka. Ijazah itu sangat penting," katanya, Sabtu (21/9/2019).?

        Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas Produksi, Pasific Paint Perluas Distribusi hingga Papua

        Ia mengakui, sebelum bertemu Presiden Jokowi, pihaknya telah bertemu berbagai mahasiswa dari seluruh Indonesia. Ia mengatakan, mereka memiliki prinsip diutus orang tua untuk menempuh pendidikan tinggi dengan harapan mendapat ijazah untuk masa depan.

        "Harus diikuti prinsip itu. Bersusah-susah dahulu baru senang kemudian. Mau hujan anginkah, makan tidak makan harus berjuang dulu. Ingat, orangtua ingin anaknya sukses," ucapnya.

        Ia sangat menyayangkan para mahasiswa yang akibat provokasi mesti meninggalkan kota studinya.

        "Dia (mahasiswa-red) harus berani mengambil keputusan untuk tidak ikut-ikutan. Harus diingat juga, kalau mau jadi seperti Bapak Lukas Enembe atau gubernur ke depan, tanpa ijazah maka tidak bisa menjadi pejabat. Mereka harus mengambil keputusan pribadi yang strategis untuk masa depannya," ujarnya.

        Baca Juga: Tokoh Adat Suarakan Tuntutan, Hari ini Ada Aksi Lagi di Papua

        Jika para mahasiswa tersebut memilih pulang dan terprovokasi, ia menyebut mereka telah mengorbankan masa depannya.

        "Kalau mereka tidak mau pulang, ya dia mengorbankan masa depannya. Kalau mereka mau menjadi pegawai negeri ya ijazah yang menentukan. Semua dari situ, rugi sekali kalau mereka tidak melanjutkan studi," tuturnya.

        Ia mengakui, dalam pertemuan 61 tokoh Papua dan Papua Barat dengan Presiden Jokowi melahirkan beberapa kesepakatan pemerintah. Kaitannya dengan mahasiswa, ke depan akan dibangun Asrama Mahasiswa Nusantara.

        Baca Juga: Vanuatu dan Kepulauan Solomon Angkat Isu Papua ke Dewan HAM PBB

        "Akan ada instruksi Presiden, para mahasiswa nanti akan ditangani pengurus yakni pemerintah setempat, ini yang kemudian disebut Asrama Nusantara. Sehingga tidak ada ego kedaerahan, ego suku, dan lainnya, namun menjadi ego nusantara," ucapnya.

        Sekadar diketahui, ratusan mahasiswa Papua yang berada di berbagai kota studi, seperti Manado dan di wilayah Jawa, telah pulang ke Papua. Kepulangan mereka ini menyusul adanya Maklumat MRP dan seruan Gubernur Papua pascakasus persekusi di Surabaya lalu.

        Kasus telah mulai redup dengan penetapan beberapa orang yang disinyalir menjadi pelaku persekusi. Namun, diduga akibat terkontaminasi dengan Kelompok KNPB, hingga gelombang kepulangan mahasiswa tersiar telah mencapai seribuan mahasiswa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: