Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perkuat Komunisme, Xi Jinping Perintahkan Gereja-gereja di China Ganti 10 Perintah Tuhan dengan...

        Perkuat Komunisme, Xi Jinping Perintahkan Gereja-gereja di China Ganti 10 Perintah Tuhan dengan... Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Sejumlah gereja di China diperintahkan untuk mengganti Sepuluh Perintah Tuhan dengan kutipan kata-kata Presiden Xi Jinping.

        Ancaman datang kepada para pemimpin gereja Tiga-Diri (Three-Self). Pemerintah mengancam akan menutup gereja-gereja yang membangkan perintah tersebut.

        Pajangan dengan nilai-nilai Kristiani diganti dengan ideologi Partai Komunis, contohnya seperti "Berjaga-jaga terhadap penyusup ideologi Barat dan secara sadar melawan pengaruh pemikiran ekstremis."

        Baca Juga: Hubungan Makin Rumit, Trump-Jinping Diyakini Bisa Redam Konflik

        Pada saat yang sama, Partai Komunis telah meluncurkan tindakan keras terhadap gereja rumah yang berada di luar kendali negara.

        Di beberapa wilayah negara itu, Sepuluh Perintah juga digantikan oleh potret Mao Zedong (Pendiri RRC) dan Xi Jinping.

        Melansir Daily Mail, Selasa (24/9/2019) langkah ini dilaporkan oleh Bitter Winter, sebuah majalah yang mendokumentasikan kebebasan beragama dan hak asasi manusia di China.

        Sumber anonim tersebut mengatakan kepada majalah itu bahwa Partai Komunis berusaha untuk menjadi sosok seperti Tuhan.

        ?Langkah pertama pemerintah adalah melarang bait agama,? kata sumber tersebut.

        Negara mulai menerapkan empat persyaratan dengan memerintahkan bendera nasional dan nilai-nilai sosialis inti untuk ditempatkan di gereja-gereja.

        ?Kamera pengintai juga dipasang untuk memantau orang dan kegiatan keagamaan. Langkah terakhir adalah mengganti Sepuluh Perintah dengan pidato Xi Jinping,? tulis majalah tersebut.

        Jinping bersumpah untuk menepikan agama di China agar sejalan dengan ideologi komunis negara itu. Sumpahnya itu diucapkan pada tahun 2013 lalu.

        Dalam laporannya awal tahun ini, Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat memperingatkan bahwa kampanye ini adalah upaya tidak hanya untuk mengurangi dan menghapus praktik agama yang independen, tetapi juga warisan budaya dan bahasa dari komunitas agama dan etnis.

        Seperti halnya orang Kristen, laporan itu mengatakan pemerintah telah menganiaya umat Buddha Tibet dan Muslim Uighur.

        Diperkirakan 800.000 Muslim telah ditangkap dan dilempar ke kamp-kamp konsentrasi sementara partai telah mengirim orang-orang untuk memata-matai komunitas lokal.

        laporan itu menyebutkan teknologi pengawasan canggih telah digunakan untuk menekan komunitas Buddha.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: