Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sudah Untung Banyak, Asing Mulai 'Jajan' di Pasar Saham Domestik

        Sudah Untung Banyak, Asing Mulai 'Jajan' di Pasar Saham Domestik Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Aksi?profit taking?begitu ramai dilakukan oleh asing dalam beberapa waktu terakhir. Jika dikalkulasikan, dalam sepekan terakhir, asing telah mengantongi keuntungan jual bersih senilai Rp2,47 triliun dan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga lebih dari 1,70%.?

        Bak sudah mulai merasa cukup atas keuntungan yang dicapai dan seiring dengan mulai kondusifnya situasi nasional, pelaku pasar pun perlahan kembali membelanjakan uang ke pasar saham. Pada awal perdagangan Kamis (26/09/2019) ini, asing tercatat melakukan beli bersih dengan akumulasi nilai sementara sebesar Rp18,28 miliar.?

        Baca Juga: Ini Transkrip Percakapan Telepon Trump-Presiden Ukraina yang Resmi Dirilis

        Alhasil, IHSG pun dibuka dengan apresiasi 0,36% ke level 6.168,67 pada awal sesi I. Apresiasi tersebut terus menebal hingga menembus lebih dari 0,60%.?

        Sejumlah 961,56 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi 17.767 kali transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp298,08 miliar. Pergerakan saham pagi ini didominasi oleh saham yang menguat dengan rincian 152 saham naik, 40 saham turun, dan 119 saham lainnya stagnan.

        Baca Juga: Trump Terancam Turun Takhta dan Kemenangan Dolar AS atas Rupiah!

        Selain didukung oleh sentimen domestik, penguatan IHSG juga ditopang oleh sentimen global yang datang dari perkembangan hubungan AS dan China.

        Donald Trump menyatakan, pihak China menunjukkan keinginan kuat untuk mencapai kesepakan dagang dengan AS. Trump mengklaim, dengan sikap China tersebut, bukan tidak mungkin bahwa kesepakatan dagang dapat dicapai lebih cepat.?

        Baca Juga: Daftar Hitam Amerika Tak Halangi Bisnis Musuh Trump dan Qualcomm, Tapi . . . .

        "Anda tahu mengapa mereka (China) ingin membuat kesepakatan? Karena mereka kehilangan pekerjaan, rantai pasokan mereka kacau, dan perusahaan-perusahaan pindah dari China ke banyak tempat lain, termasuk ke AS," tegasnya seperti dikutip dari Reuters, Jakarta, Kamis (26/09/2019).?

        Merespons positif hal itu, aset-aset investasi dari negara berkembang pun mulai diminati pelaku pasar. Alhasil, keempat bursa saham utama di Asia seluruhnya menguat di Kamis pagi. Indeks Nikkei naik (0,40%), Hang Seng naik (0,38%), Shanghai naik (0,19%), dan Strait Times naik (0,05%).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: