Trump: Pergi ke Timur Tengah Adalah Keputusan Terburuk Kita
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa mengecam perang yang dilakoni negaranya di Timur Tengah selama puluhan tahun, khususnya di Irak. Trump menyebutnya sebagai sebuah kesalahan besar berdasarkan tipu muslihat, dengan kembali mengatakan secara terbuka bahwa Saddam Hussein tidak memiliki senjata pemusnah massal pada saat invasi.
?Kami pergi berperang di bawah premis palsu & senjata yang kini tidak terbukti, senjata pemusnah massal. Tidak ada satu pun!" twit Trump.
Trump menuturkan bahwa banyak korban yang diakibatkan perang yang terjadi.
"Ribuan tentara Amerika tewas atau terluka dalam konflik, yang merenggut jutaan nyawa di sisi lain," kata Trump seperti dikutip dari?Russia Today, Kamis (10/10/2019).
Baca Juga: Trump Klaim Operasi Militer Turki ke Suriah Ide Buruk
Perang di Timur Tengah dimulai pada tahun 2003 saat AS menginvasi Irak dan berlangsung selama hampir satu dekade hingga 2011.
Menurut berbagai perkiraan, perang tersebut menelan korban hampir 4.500 jiwa di pihak AS. Sementara sekitar setengah juta warga Irak tewas dalam periode yang sama, dalam perang dan pendudukan. Beberapa perkiraan menyebutkan angka lebih dari satu juta.
"Pergi ke Timur Tengah adalah keputusan terburuk yang pernah dibuat dalam sejarah negara kita!" ujar Trump.
Trump mengeluhkan apa yang disebutnya "tagihan delapan triliun dolar" untuk pertempuran dan pemolisian di Timur Tengah, dan ribuan tentara AS yang tewas atau terluka dalam pertempuran.
"Sekarang kita perlahan-lahan & dengan hati-hati membawa tentara besar & militer kita pulang. Fokus kita adalah pada gambaran besar! Amerika lebih besar dari sebelumnya!" kata Trump seperti dikutip dari France24.
Trump saat ini tengah menghadapi badai kritik sejak pengumuman mengejutkan oleh Gedung Putih pada hari Minggu bahwa Washington menarik mundur 50 hingga 100 "operator khusus" dari perbatasan utara Suriah. Setelah AS menarik pasukannya, Turki pun melancarkan operasi militer di Suriah utara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: