Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Suriah Enggan Duduk Bersama Kurdi, Ini Alasannya

        Suriah Enggan Duduk Bersama Kurdi, Ini Alasannya Kredit Foto: Reuters/Murad Sezer
        Warta Ekonomi, Damaskus -

        Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Maqdad menyerang pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS). Ia mengatakan Kurdi telah mengkhianati negara mereka dan menuduh telah melakukan agenda separatis yang memberi Turki dalih untuk melanggar kedaulatan negaranya.

        "Kelompok-kelompok bersenjata ini telah mengkhianati negara mereka dan melakukan kejahatan terhadapnya," jelas Maqdad saat ditanya tentang apakah Damaskus harus melanjutkan dialog dengan pasukan pimpinan Kurdi yang menghadapi serangan Turki untuk mengusir mereka dari timur laut Suriah.

        "Kami tidak akan menerima dialog atau pembicaraan dengan mereka yang menjadi sandera pasukan asing. Tidak akan ada pijakan bagi agen Washington di wilayah Suriah," kata Maqdad kepada wartawan di kantornya di Damaskus seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/10/2019).

        Baca Juga: Invasi Turki ke Suriah Punya Konsekuensi, AS Memperingati

        Seorang pejabat Kurdi Suriah mengatakan awal pekan ini bahwa pihak berwenang yang dipimpin Kurdi di Suriah utara dapat membuka pembicaraan dengan Damaskus dan Rusia untuk mengisi kekosongan keamanan jika terjadi penarikan penuh pasukan AS dari daerah perbatasan Turki.

        Seorang komandan tinggi juga dikutip mengatakan satu pilihan bagi Kurdi adalah menyerahkan kembali wilayah kepada pemerintah Suriah.

        Milisi Kurdi YPG yang kuat dibantu oleh pemerintah Suriah untuk mengendalikan sebagian besar kota-kota yang didiami orang Kurdi pada awal konflik, ketika Damaskus mengalihkan perhatiannya untuk memadamkan protes populer terhadap pemerintahan Presiden Bashar al Assad yang kemudian berubah menjadi pemberontakan bersenjata.

        YPG Kurdi Suriah tidak pernah melawan pemerintah selama perang, dan bahkan mengakomodasi kehadiran pemerintah Suriah di kota utamanya Qamishli dan memiliki bisnis penjualan minyak ilegal yang menguntungkan dengan Damaskus.

        Damaskus, bagaimanapun, enggan menyerahkan Kurdi Suriah otonomi yang mereka cari. Pemerintah awal tahun ini mengancam pasukan Kurdi yang didukung AS dengan kekalahan militer jika mereka tidak menyetujui pengembalian otoritas negara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: