Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penyakit Jiwa Hantui Anak-Anak Jabar

        Penyakit Jiwa Hantui Anak-Anak Jabar Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Saat ini anak-anak di Jawa Barat berpotensi menderita sakit jiwa dengan kondisi sosial yang berkembang di masyarakat. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, orang tua dan guru di sekolah memiliki peran penting membangun sikap anak.

        Demikian diungkapkan Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Arief Sutedjo dalam acara Jabar Punya Iformasi (JAPRI), di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (10/10/2019).

        Baca Juga: Legislator Temukan Program Siluman Pemprov Jabar?

        Baca Juga: Cuma Sehari, Jabar Mampu Cetak 4 Rekor Dunia

        Kehadiran gawai yang saat ini sudah masuk ke berbagai kalangan, menyebabkan pontesi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menyasar lebih luas dari semula pontensi ODGJ di rentan umur lima tahun sekarang sudah berada di usia lima sampai delapan tahun.

        "Anak-anak harus diajarkan bisa bergaul dengan lingkungan yang baik," ujarnya.

        Senada dengan, Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, Elly Marliyani mengatakan persoalan ODGJ semakin menigkat belakangan ini, terlebih jumlahnya mencapai 0,14 persen dari jumlah penduduk sehingga perlu penanganan yang serius.

        Dia menyebutkan potensi ODGJ bisa bertambah dari jumlah saat ini karena penyebab ODGJ sekarang multifungsi. Artinya bukan hanya dengan satu faktor saja, tapi berbagai faktor bisa menyebabkan ODGJ.

        "Yang paling tinggi potensinya adalah dari stres karena masalah kehidupan misalnya, ditiggalkan orang terdekat. Masalah pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan, dan kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi," pungkasnya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: