Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diserbu Orang Jerman dan Uni Eropa, Jajanan RI Kantongi Rp211,86 M

        Diserbu Orang Jerman dan Uni Eropa, Jajanan RI Kantongi Rp211,86 M Kredit Foto: Unsplash/Peter Bond
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia meraih transaksi senilai US$15 juta atau setara Rp211,86 miliar di pameran Anuga 2019 pada 5-9 Oktober 2019 lalu di Messe K?ln, Jerman.

        Pameran Anuga merupakan pameran internasional terbesar khusus produk mamin. Keikutsertaan Indonesia kali ini merupakan hasil kerja sama Kedutaan Besar RI di Berlin dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg.

        "Produk mamin Indonesia berhasil membukukan transaksi senilai US$15 juta di Pameran Anuga 2019. Hal tersebut menunjukkan produk mamin Indonesia semakin digemari di pasar Jerman dan Uni Eropa," jelas Atase Perdagangan Berlin Nurlisa Arfani.

        Baca Juga: Jualan Produk Mamin di Australia, Indonesia Bawa Pulang US$2,38 Juta

        Tahun ini, Pameran Anuga telah berlangsung selama 100 tahun. Pameran ini digelar setiap dua tahun sekali dan merupakan tempat berkumpulnya para pelaku usaha di sektor industri mamin dari berbagai negara di dunia.

        Ada 24 perserta Indonesia yang turut berpartisipasi di pameran ini. Dari jumlah tersebut, 15 peserta berpartisipasi secara mandiri, sedangkan tujuh lainnya difasilitasi oleh KBRI Berlin dengan mekanisme pembiayaan bersama (cost sharing). Perusahaan-perusahaan tersebut menempati lahan seluas 500 m2. Dari luas lahan tersebut, Paviliun Indonesia menggunakan lahan seluas 102,5 m2.

        Sebanyak 15 peserta mandiri tersebut, yaitu Agrim Industries, Garudafood Putra Putri Jaya, Global Coconut, Mulia Boga Raya, Rajdular Brothers, Sari Segar Husada, ABC President, Indofood, Karya Indah Alam Semesta, Fresh Ontime Seafood, Great Giant Pinneaple, Kalbe Farma, Sasa Inti, PT ICC Indonesia, dan PT Mayora Indah Tbk.

        Sedangkan tujuh peserta yang difasilitasi KBRI Berlin, yaitu CV Universal Trading Indonesia, PT Nison Indonesia, CV Hasil Barokah Mandiri, PT Indo Rempah Commodities, PT Kobe Boga Utama, PT Lautan Natural Krimerindo, dan Intrafood Singabera Indonesia.

        Menurut Nurlisa, peserta yang difasilitasi KBRI Berlin merupakan perusahaan yang telah memenuhi standar produk makanan Eropa. "Kami memprioritaskan perusahaan yang sudah memenuhi standar produk makanan di Eropa untuk tampil di Pameran Anuga. Dengan demikian, produknya dapat langsung dipasarkan," ujar Nurlisa.

        Produk-produk yang ditampilkan pada pameran ini, antara lain bahan makanan seperti margarin; bumbu masakan seperti penambah rasa, saus rempah siap saji; aneka mie kering; berbagai produk turunan dari sawit; produk turunan dari kelapa; makanan camilan seperti wafer, cokelat, sereal, mi instan, permen, biskuit, kacang; produk buah olahan; dan produk ikan seperti makanan laut beku dan kaleng.

        Nurlisa menambahkan, tren industri makanan dan minuman di Jerman saat ini berorientasi ke produk organik, vegan, dan halal. Produk dikemas dengan pembungkus dari kertas atau plastik yang dapat didaur ulang serta dapat mempertahankan aroma dan rasa.

        Baca Juga: Kemendag Ajak Pelaku Usaha Mamin Manfaatkan Implementasi IA-CEPA

        Pameran ini juga menampilkan pasar halal bertajuk Anuga Halal Market, di mana para pelaku usaha Indonesia menampilkan produknya dan memberikan informasi terkini terkait produk berlabel halal.

        Menurut Nurlisa, produk mamin Indonesia yang dijual ke pasar Jerman saat ini seperti mie kering, ikan kaleng, bumbu masakan, dan santan. Produk lain yang juga potensial di pasar Jerman dan Uni Eropa, antara lain minuman dengan rasa rempah seperti jahe, jus dari buah-buahan eksotik, yaitu nanas, mangga, dan air kelapa; serta camilan dari bahan kacang-kacangan, dan buah kering seperti nanas, pisang, dan nangka.

        Duta Besar RI di Berlin Arief Havas Oegroseno menyampaikan, pameran ini dapat membuat makanan Indonesia semakin dikenal di luar negeri. "Kami harap makanan Indonesia semakin dikenal dan para pengunjung dan buyer mendapatkan informasi mengenai akses pasar dan menjadi rantai pasokan global di sektor produk mamin," kata Arief.

        Nurlisa menambahkan, untuk meningkatkan volume perdagangan, perlu promosi dan edukasi kepada konsumen tentang keistimewaan produk Indonesia. "Keistimewaan tersebut dapat berupa cita rasa yang khas, manfaat kesehatan, memiliki lisensi halal (Kosher), dan harga yang lebih bersaing," pungkas Nurlisa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: