Ada Nama Kayla Mueller dalam Operasi Penangkapan al-Baghdadi, Siapa?
Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi dilaporkan tewas usai meledakkan rompi bom bunuh diri selama operasi pasukan khusus Amerika Serikat di Idlib, Suriah, Sabtu malam atau Minggu dini hari kemarin. Nama operasi pasukan khusus itu adalah "Operasi Kayla Muller".
Namun dalam penyergapan tersebut, ada nama Kayla Mueller yang merupakan aktivis pekerja bantuan sosial asal Amerika yang diculik ISIS di Suriah pada bulan Agustus tahun 2013. Perempuan 26 tahun itu dilaporkan diperkosa berulang kali oleh al-Baghdadi sebelum akhirnya tewas di tangan kelompok ISIS.
Kayla pertama kali diculik bersama dengan kekasihnya, seorang fotografer asal Suriah bernama Omar Alkhani. Alkhani saat itu dibebaskan ISIS, sedangkan dan Kayla dijadikan budak seks dan dibunuh. Kayla Mueller tercatat sebagai pekerja kemanusiaan asal Prescott, Arizona. Dia pernah jadi sorotan media internasional sebelumnya karena di usia yang masih muda mendedikasikan diri untuk menolong orang-orang yang menderita.?
Baca Juga: Donald Trump Sebut Pimpinan ISIS Baghdadi Tewas karena. . .
Kayla juga tergabung dalam kelompok yang menentang pendudukan Israel terhadap wilayah Palestina. ?Kami diberitahu bahwa Kayla disiksa, bahwa dia adalah milik al-Baghdadi. Kami diberitahu pada bulan Juni oleh pemerintah,? terang orang tua Kayla tak lama setelah mendengar kabar kematian putri mereka kala itu.
ISIS mengaku membantah membunuh Kayla dengan menuduh serangan udara Yordania yang menyebabkan kematian perempuan muda tersebut. Namun, Pemerintah AS tak percaya dan meyakini Kayla tewas dibunuh oleh militan ISIS.
Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu mengonfirmasi kematian al-Baghdadi. "Penjahat yang berusaha sangat keras untuk mengintimidasi orang lain menghabiskan saat-saat terakhirnya dalam ketakutan dan kepanikan," katanya di Gedung Putih.
Sekitar delapan helikopter AS digunakan dalam serangan malam hari di tempat persembunyiannya di dekat desa Barisha, Idlib, Suriah barat laut yang dekat dengan perbatasan Turki. Al-Baghdadi berusaha melarikan diri melalui terowongan bawah tanah ketika dikejar pasukan dan anjing militer AS. Saat didekati, pemimpin kelompok teroris itu meledakkan rompi bom bunuh diri yang menewaskan dirinya, dua istri dan tiga anakanya.
Sebelas anak kecil telah dipindahkan tanpa cedera dari sekitar lokasi penggerebekan.
Abu Ahmed, yang merupakan warga sekitar yang mengunjungi lokasi serangan setelah operasi pasukan khusus AS, mengatakan warga yang ketakutan mengatakan kepadanya bagaimana tentara AS mendarat dengan helikopter dan memerintahkan mereka untuk pergi menjauh atau tetap tinggal di rumah.
Pasukan AS menyerahkan beberapa anak yang ditemukan di sekitar lokasi penggerebekan kepada seorang gembala setempat untuk diamankan.
Baca Juga: Wow! Donald Trump Gelontorkan Dana Iklan Rp14 Miliar/Minggu
"Rumah itu benar-benar dikuasai. Saya menghitung tujuh jasad dalam kantong mayat," kata Ahmed, seperti dikutip Daily Mirror, Senin (28/10/2019).
"Beberapa mayat ditarik keluar dari bawah puing-puing. Beberapa mayat dibakar," ujarnya.
Saat di Gedung Putih, Trump menyebutkan bahwa Baghdadi merupakan orang yang kejam yang bertanggung jawab atas eksekusi orang-orang Kristen di Libya dan Mesir, dan pembunuhan massal etnik Yazidi. Baghdadi menjadi terkenal pada tahun 2014 ketika ISIS merebut sebagian wilayah di Irak dan Suriah. "Dia tidak akan pernah lagi menyakiti pria, wanita, atau anak yang tidak bersalah lainnya," kata Trump.
?Dia tewas seperti anjing. Dia tewas seperti seorang pengecut. Dunia sekarang adalah tempat yang jauh lebih aman," ujarnya.
Pasukan khusus AS telah menghabiskan dua jam di kompleks persembunyian al-Baghdadi. Menurut Trump, tes DNA telah memberi identifikasi tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri