Menteri BUMN Erick Thohir menyebut keputusan terkait valuasi proyek kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco untuk pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Tengah, akan terus didorong agar bisa rampung paling lambat akhir tahun ini.
Baca Juga: Prioritaskan Proyek Pertamina-Aramco, ini Langkah Erick
"Kami upayakan tahun ini kalau bisa sudah ada kesepakatan 'agreement'-nya. Ini sedang kami 'push' (dorong)," kata Erick ditemui di Kemenko Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Selasa.
Menurut Erick, masalah tersebut juga telah dibahas dalam pertemuannya dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Selasa pagi ini di Kementerian ESDM.
Ia mendorong agar kesepakatan bisa tercapai karena proyek tersebut telah tertunda hingga lima tahun. Meski terus molor, Erick menyebut saat ini belum ada perubahan strategi sehingga kerja sama akan tetap dilanjutkan dengan perusahaan migas asal Arab Saudi itu.
"Kan memang ada pembicaraan khusus dua negara, yakni Saudi Arabia dan Indonesia. Sebagaimana juga kereta cepat (Jakarta-Bandung) dengan China. Itu jadi salah satu hal yang mesti kami cari solusinya," katanya.
Erick mengaku saat ini kedua pihak hanya bisa menunggu hasil valuasi. Pertamina dan Saudi Aramco sebelumnya, telah sepakat bersama-sama melibatkan?reputable financial advisor sebagai valuator?ketiga dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama.
"Sampai Desember kami lihat, sepakat atau tidak. Kalau tidak, kami cari alternatif lain. Bisa mencari alternatif lain, tapi kami usahakan yang sudah disepakati oleh kedua negara," katanya menegaskan kerja sama tetap dengan Aramco.
PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco, perusahaan migas asal Arab Saudi, hingga kini masih membahas valuasi proyek kerja sama pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jateng.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: