Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Analis Perbankan: Digoyang Rumor, Saham Bank Permata Justru Naik

        Analis Perbankan: Digoyang Rumor, Saham Bank Permata Justru Naik Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Beredar rumor pelepasan saham Bank Permata masih terus bergulir di lantai pasar modal dan dunia investasi perbankan. Bahkan, banyaknya rumor yang beredar membuat saham BNLI per tanggal 5 November 2019 diangka Rp1.370 per lembar saham.

        Diketahui, setahun lalu pada tanggal yang sama, nilai saham BNLI hanya menyentuh angka Rp464 per lembar saham. Artinya dalam waktu 1 tahun ini, rumor yang beredar mengenai rencana penjualan saham BNLI turut dorong naik nilai lembar saham dari BNLI.

        Menurut Analis Senior Perbankan dan Pasar Modal, CSA Research Institute Reza Priyambada, menyatakan bahwa rumor yang beredar di lantai bursa membuat harga dari BNLI terus naik. Oleh karena itu, kedua pemegang saham harus memberikan kejelasan.?

        ?Harga pasar itu kan harga yang bisa muncul karena rumor. Jadi bisa saja ada pihak-pihak yang memanfaatkan isu BNLI di pasar agar terus naik. Maka dari itu Astra dan Standard Chartered harus memberikan kejelasan,? ucapnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (5/11/2019).

        Baca Juga: Wow, Laba Bersih Bank Permata Melonjak 121% di Kuartal III

        Baca Juga: Satu Lagi Bank Internasional Kepincut Akuisisi, Saham Bank Permata Jadi. . . .

        Sambungnya, ?Para investor harus melihat asetnya BNLI bagaimana, kredit macetnya sejauh apa, lalu piutang yang bisa ditagih seperti apa. Lalu paling penting, adalah bagaimana potensi akan BNLI sendiri di masa depan. BTPN dibeli karena pengelolaan dana pensiun yang sangat potensial. Lalu Danamon dibeli karena potensi pengelolaan UKM dan UMKM. Nah Permata harus dilihat punya apa. Jangan sampai harganya tinggi tetapi potensinya ternyata biasa saja,? tambah Reza.?

        Lanjut Reza, ia bahwa nilai valuasi yang kini beredar di masyarakat masih berbentuk rumor dan isu yang bias. Maka menurut Reza, nilai valuasi BNLI harus dinilai oleh perusahaan penilai perbankan independen untuk melihat harga wajarnya seperti apa.?

        ?Namanya penjual pasti ingin untung, wajar kalau mereka (Astra dan Standard Chartered) optimis terjual 1,7 ? 2 kali lipat. Oleh karena itu nilai kewajaran valuasi dari BNLI harus dihitung oleh perusahaan penilai perbankan. Perusahaan penilai perbankan ini yang akan menghitung seluruh kewajaran dan variabel dari nilai valuasi BNLI. Nilai kewajaran ini akan dilihat oleh para investor sebagai sebuah harga standar yang baku dan bisa dipertanggung jawabkan,? ujar Reza.?

        Selain itu, ia mengatakan pihak shareholder Astra dan Standard Chartered harus jelas dalam memberikan keterangan kepada publik dan investor agar isu pelepasan saham ini tidak terus menerus menjadi rumor di pasar modal.?

        ?Astra dan Standard Chartered harus terbuka kepada publik mau jual berapa, prosesnya bagaimana, alasan harga juga harus jelas, yang tertarik siapa saja. Sekarang kondisinya tidak jelas dan bentuknya malah menjadi rumor di bursa dan pasar modal,? tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: