Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Warga New South Wales Hadapi Kebakaran Hutan Terburuk

        Warga New South Wales Hadapi Kebakaran Hutan Terburuk Kredit Foto: Reuters/AAP Image/Darren Pateman
        Warta Ekonomi, Sydney -

        Pejabat Australia memperingatkan suhu panas dan angin kencang membuat kebakaran semakin tak terkendali. Jutaan orang di penjuru pantai timur Australia pun mengalami kebakaran terburuk dalam satu dekade.

        Beberapa titik api baru muncul pada Selasa (12/11/2019) sehingga menambah titik api yang telah ada selama beberapa hari terakhir di penjuru negara bagian New South Wales (NSW). Tiga dari 70 titik api itu berada pada "level peringatan darurat". Artinya, warga perlu mengambil langkah segera.

        Bagi warga yang mengalami dua kebakaran itu, para petugas memperingatkan sudah terlalu terlambat bagi mereka untuk melarikan diri. Mereka harus segera menemukan tempat perlindungan yang aman.

        Baca Juga: Australia Dilanda Kebakaran Hebat, Kemenlu: WNI Tingkatkan Waspada

        "Kami mulai melihat peningkatan aktivitas kebakaran," ungkap Komisioner Badan Kebakaran Perdesaan NSW Shane Fitzsimmons yang menyediakan informasi terbaru setiap dua jam mengenai kondisi kebakaran sepanjang hari itu.

        Ia menambahkan bahwa kondisi yang terjadi semakin memburuk.

        "Kenyataannya kondisi akan terus memburuk dan parah dalam beberapa jam mendatang serta terutama siang ini," lanjutnya.

        Kebakaran semak sering terjadi dan menjadi ancaman mematikan di Australia yang panas dan memiliki musim panas yang kering. Namun kebakaran kali ini terjadi lebih awal dan mengejutkan banyak pihak.

        Kebakaran diperparah dengan kondisi kering ekstrem setelah tiga tahun kekeringan di NSW dan Queensland. Banyak pihak menganggap kondisi ini karena perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: