Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Angkat Bapaknya, Lalu Injak Nabi, Jangan!!

        Jangan Angkat Bapaknya, Lalu Injak Nabi, Jangan!! Kredit Foto: Antara/Meli Pratiwi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas merespons kegaduhan yang tengah terjadi perihal pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden Sukarno.

        Menurut dia, Sukmawati telah melakukan tindakan tak terpuji karena membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno.

        "Jelas aja yang berjuang di abad 20 itu Sukarno. Muhammad kan (lahir tahun) 500-an masehi. Ngapain Nabi Muhammad dibawa-bawa? Kenapa enggak Abraham Lincoln, kenapa tidak Napoleon? Di situ tendensiusnya," katanya kepada wartawan, Senin (18/11/2019).

        Baca Juga: PBNU: Sukmawati Hati-Hati

        Baca Juga: Sukmawati Bandingkan Nabi dengan Bapaknya, PA 212 Berkeras!

        Sambungnya, "Menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya itu perbuatan yang tidak terpuji. Apa yang dilakukan Sukmawati itu perbuatan tidak terpuji," tambahnya.

        Selain itu, terkait perbandingan antara Pancasila dan Alquran, ia menyebut Pancasila tak akan ada jika kitab suci agama Islam itu tak sampai ke Indonesia. Sebab, ia mengatakan sari pati Pancasila diambil dari ajaran Islam, terutama sila pertamanya.

        "Pancasila tidak akan ada kalau tidak ada agama Islam," ucapnya.

        Tambahnya, "Kalau angkat sesuatu jangan injak yang lain. Jangan angkat Sukarno injak Nabi Muhammad," cetusnya.

        Diberitakan sebelumnya, dalam video yang viral, Sukma membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan sang ayah.?

        "Sekarang saya mau tanya nih semua. Yang berjuang di abad 20 itu Nabi yang mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno? Untuk kemerdekaan Indonesia? Saya minta jawaban,? ujar Sukmawati.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: