Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Damai Dagang di Ujung Tanduk, Rupiah Kalang Kabut!

        Damai Dagang di Ujung Tanduk, Rupiah Kalang Kabut! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rasa pesimis terhadap pencapaian damai dagang mulai digaungkan oleh China dan menyebar secara global. Kepala Strategi Pasar di broker CMC Markets Sydney, McCarhty, menyatakan bahwa pelaku pasar pun mulai merasa khawatir atas perkembangan negosiasi dagang AS-China yang terkesan tarik-ulur atau bahkan jalan di tempat.

        Baca Juga: OMG! Trump Keras Kepala dan China Putus Asa, Damai Dagang Dibawa ke Mana?

        "Kami masih menunggu. Semakin lama kita melanjutkan, semakin banyak kekhawatiran akan muncul. Kenyatannya adalah jam terus berdetak... Meningkatnya ketidakpastian menambah kecemasan investor," jelas McCarhty, dikutip dari Reuters, Jakarta, Selasa (19/11/2019).?

        Baca Juga:?Euforia Global Malah Bikin Rupiah Gegana!

        Melihat potensi damai dagang yang berada 'di ujung tanduk' itu, pelaku pasar memilih untuk bermain aman dengan berlindung di bawah naungan dolar AS. Akibatnya, mata uang Paman Sam itu perkasa di hampir semua mata uang dunia, seperti dolar Australia, euro, dolar New Zealand, franc, dolar Hong Kong, won, dolar Singapura, dan rupiah.

        Ketika dolar AS menjadi primadona, rupiah justru menjadi semakin 'kalang kabut' alias bingung tidak karuan. Kala pembukaan pasar spot Selasa (19/11/2019), rupiah bimbang dan mengawali langkah stagnan di level Rp14.070 per dolar AS.?

        Kembimbangan tersebut lantas mendorong rupiah ke zona merah dan melemah di hampir semua mata yang. Terhitung hingga pukul 10.05 WIB, rupiah terkoreksi -0,09% ke level Rp14.089 per dolar AS. Bahkan, sekitar pukul 08.30 WIB tadi, rupiah tertekan hingga US$1 dibanderol tinggi seharga Rp14.093.

        Baca Juga: Semangat Rupiah Ditabuh, Dolar AS Lumpuh!

        Beban rupiah semakin berat ketika harus teroreksi pula oleh mata uang Benua Biru, yakni euro (-0,06%) dan poundsterling (-0,09%). Sementara itu, di jajaran Asia, rupiah resmi menjadi mata uang terlemah keempat di Benua Kuning setelah ringgit (0,18%), won (0,17%), dan dolar Singapura (0,02%).

        Dengan kata lain, rupiah kini tertekan oleh mayoritas mata uang Asia yang lainnya, seperti yen (-0,10%), dolar Hong Kong (-0,06%), yuan (-0,05%), dan dolar Taiwan (-0,02%).?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: