Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik merespons insiden anggota Satpol PP DKI Jakarta diduga membobol Bank DKI dengan cara pengambilan uang di ATM Bersama. Namun, dalam aksinya, tidak ada saldo yang berkurang. Nilai uang yang dibobol cukup fantastis yakni mencapai Rp32 miliar.
Taufik pun mendesak sistem perbankan di Bank DKI dievaluasi menyeluruh. Menurut dia, keamanan perusahaan pelat merah itu amat lemah sehingga mudah dibobol.
"Saya sudah dengar kabar kalau Bank DKI dibobol. Ini tidak bisa didiamkan begitu saja. Harus ada evaluasi menyeluruh, terutama di tingkat manajemen Bank DKI," katanya kepada wartawan, Selasa (19/11/2019).
Baca Juga: Anies Nggak Pernah Janji Gak Gusur Warga Tuh!
Baca Juga: PDIP Khawatir Maraknya Tindakan Intoleransi Robek Kerukunan Berbangsa
Lanjutnya, ia mengatakan evaluasi tersebut wajib dilakukan agar dapat meyakinkan nasabah bahwa Bank DKI jauh dari persepsi rawan dibobol.
"Sistem perbankan ini harus dievaluasi. Saya yakin, Dirut Bank DKI baru punya visi besar. Apalagi, Bank DKI dipercaya mengelola dan menyimpan anggaran DKI hingga Rp80 triliun per tahun. Dalam lima tahun, putaran uang bank DKI bisa Rp400 triliun," ucapnya.
Selain itu, ia menilai kasus bobolnya uang di Bank DKI menunjukkan sistem perbankan di sana ada yang keliru. Dia menduga, pegawai Bank DKI turut bermain dalam aksi pembobolan uang di Bank DKI yang dilakukan oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.
"Soal bobol itu pasti ada kerjasama dengan orang dalam Bank DKI-nya. Makanya saya dorong agar ini diproses hukum setuntas-tuntasnya supaya nasabah tidak ragu," katanya.
Sebelumnya, Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin mengatakan sebanyak 10 anggotanya sedang diperiksa Polda Metro Jaya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil