Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Digempur Dolar AS, Rupiah Bertahan Jadi Top 3 Asia!

        Digempur Dolar AS, Rupiah Bertahan Jadi Top 3 Asia! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gempuran yang dilakukan dolar AS mampu merobohkan benteng pertahanan rupiah di perdagangan spot Senin (23/12/2019). Jika beberapa saat lalu, rupiah masih mampu menahan dolar AS di level stagnan Rp13.978, kini mata uang Paman Sam itu berbalik memborbardir rupiah.

        Terhitung hingga pukul 14.10 WIB, rupiah terdepresiasi -0,04% ke level Rp13.983 per dolar AS. Adapun sebelumnya, US$1 sempat dibanderol dengan harga yang lebih tinggi, yakni mencapai Rp13.986.

        Baca Juga: Dalam Sehari, Jahja Setiaatmadja Lego 50 Ribu Saham BCA! Nilainya Bikin 'Jiwa Miskin' Bergejolak!

        Baca Juga: Bilang Bakal Lindungi Dirut Jiwasraya Selama Penyelidikan, Erick Thohir: Jangan Sampai. . . .

        Asal tahu saja, tekanan dari mata uang dolar Australia (-0,07%)m euro (-0,13%), dan poundsterling (-0,15%) juga telah membuat langkah rupiah semakin berat. Melegakannya, rupiah masih dapat mempertahankan statusnya sebagai mata uang terbaik ketiga di Asia setelah yen (-0,11%) dan dolar Hong Kong (-0,11%).

        Baca Juga:?Gaspol di Garis Start, Rupiah Kehabisan Tenaga Lawan Dolar AS!

        Yup, sampai saat ini, rupiah masih unggul di hadapan mayoritas mata uang Benua Kuning, seperti won (0,41%), ringgit (0,15%), dolar Singapura (0,11%), yuan (0,10%), baht (0,06%), dan dolar Taiwan (0,06%).

        Sebagai informasi, mayoritas mata uang Asia pada siang ini terpantau melemah di hadapan dolar AS, misalnya saja dolar Taiwan, dolar Singapura, won, dan yuan. Adapun yang mampu unggul terhadap mata uang?safe haven?itu adalah baht, yen, dan dolar Hong Kong.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: