Nilai tukar rupiah melaju kencang di awal perdagangan spot, Senin (23/12/2019), dengan terapresiasi 0,14% ke level Rp13.978 per dolar AS. Sayangnya, usai melaju hingga ke level tertinggi di Rp13.965 per dolar AS, rupiah mulai kehabisan tenaga dan berakhir stagnan alias kembali ke level Rp13.978 per dolar AS.
Sementara rupiah belum beranjak dari posisinya di hadapan dolar AS saat ini, mata uang Garuda itu tengah tak berdaya di hadapan sebagian mata uang utama di dunia, seperti dolar Australia (-0,04%), euro (-0,07%), dan poundsterling (-0,12%).
Baca Juga: Trump Gembar-Gembor Damai Dagang Tokcer, Xi Jinping: Itu Bagus!
Tak hanya itu, rupiah juga terkoreksi tipis di hadapan yen (-0,06%) dan dolar Hong Kong (-0,06%). Namun, di hadapan mata uang Benua Kuning lainnya, rupiah perkasa dan menjadi mata uang terbaik ketiga di Asia. Rupiah unggul terhadap ringgit (0,24%), dolar Taiwan (0,17%), won (0,17%), dolar Singapura (0,16%), yuan (0,15%), dan baht (0,09%).
Baca Juga: Trump Dimakzulkan DPR AS: Dolar AS Gak Bisa Semena-Mena, Rupiah Merana!
Asal tahu saja, di tengah optimisme pasar atas damai dagang AS-China, aset keuangan safe haven, yakni dolar AS justru bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Mata uang Paman Sam itu terkontraksi di hadapan dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, dolar Kanada, dolar Hong Kong, dan baht. Adapun di hadapan franc, yuan, won, dolar Singapura, dan dolar Taiwan, dolar AS masih lebih unggul.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: