Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyarankan beberapa cara untuk menyikapi wabah pneumonia atau infeksi paru-paru misterius yang telah menginfeksi puluhan orang di pusat Kota Wuhan, China.?
Ketua Umum PPDI, DR. Dr. Agus Dwi Susanto , Sp P(K), FISR, FAPSR mengatakan bahwa dengan adanya wabah tersebut masyarakat tidak perlu panik, namun harus tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertau kesulitan bernafas.?
?Jika mengalami gejala tersebut, segeralah mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat, katanya, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Sabtu (18/1/2020).?
Baca Juga: China Konfirmasi Korban Meninggal karena Wabah Pneumonia Bertambah
Lebih lanjut Ia meminta? agar masyarakat melakukan kebersihan tangan secara rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik. Kemudian, mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub.
?Juga menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk. Ketika meiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan,? tambahnya.?
Sementara itu, Ia juga memberikan masukan agar dalam melakukan perjalanan, masyarakat baiknya menghindari menyentuh hewan atau burung. Lebih baik tidak mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup. Lalu, patuhi petunjuk keamanan dan aturan kebersihan.?
?Jika merasa tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan. Terakhir, setelah kembali dari daerah outbreak, konsultais ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit,? jelasnya.?
Baca Juga: Kasus Pneumonia, Pemerintah Imbau WNI di Hong Kong Jauhi Pasar Unggas
Sebagai informasi, pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan Tiongkok dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya.?
Awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia, antara 12-59 tahun. Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini, pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut. Dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius.?
Hasil pengkajian dipikirkan kemungkinan etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan pemah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003. Global Initiative on Sharing All Influenza.
Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERSCoronavirus. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Beberapa coronavirus diketahui beredar diperedaran darah hewan.
Gejala yang muncul pada pneumonia ini diantaranya demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas. Beberapa kondisi ditemukan lebih berat. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. Metode transmisi dan masa inkubasi belum diketahui. Berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan, akan tetapi belum ada bukti yang menunjukkan penularan dari manusia ke manusia.
Selain di Wuhan, beberapa Negara melaporkan kasus-kasus suspek serupa dengan di Wuhan yaitu di Singapura, Seoul, Thailand dan Hongkong. Di Singapura dan Bangkok terdapat penerbangan langsung dari Wuhan. WHO mengonfirmasi ada satu kasus di Thailand, terdeteksi virus baru yang berasal dari outbreak pneumonia di Tiongkok. Kasus tersebut merupakan traveler dari Wuhan, Tiongkok. Berdasarkan data United Nations Maret 2018, terdapat banyak negara atau tempat yang menjadi tujuan pengunjung dari Wuhan diantaranya Bangkok, Hong Kong, Tokyo, Singapura, Denpasar Bali, Macau, Dubai, Sydney dan masih banyak negara lainnya. Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk traveler atau restriksi perdagangan dengan Tiongkok. Saat ini WHO masih terus melakukan pengamatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri