Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemakzulan Trump, Demokrat Kesampingkan 'Pertukaran Saksi'

        Pemakzulan Trump, Demokrat Kesampingkan 'Pertukaran Saksi' Kredit Foto: Reuters/Carlo Allegri
        Warta Ekonomi, Washington -

        Kubu Partai Demokrat telah mengesampingkan "pertukaran saksi" dengan Partai Republik dalam sidang pemakzulan Presiden Donald Trump di majelis Senat. Dalam sidang Senat, Partai Demokrat yang menguasai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berusaha untuk mendepak presiden dari kantornya dengan mengharapkan mendengar kesaksian dari mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton.

        Sebaliknya, Partai Republik yang mengusasi kursi Senat menginginkan putra mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, Hunter Biden, dipanggil sebagai saksi dalam sidang pemakzulan. Kubu Demokrat menolak jika putra Biden dipanggil sebagai saksi atau sebagai bagian dari pertukaran saksi dengan Bolton. Sidang pemakzulan ini bisa berakhir minggu depan, tetapi Senat mustahil menggulingkan Trump yang merupakan Presiden dari Partai Republik.

        Baca Juga: Pemakzulan Trump, Senat AS Tolak Kembali Permintaan Bukti Persidangan

        Ketika menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada hari Rabu, Trump dengan bercanda memperingatkan dia mungkin menghadapi Demokrat dengan datang di sidang."Untuk duduk tepat di barisan depan dan menatap wajah-wajah mereka yang korup," ujar Trump, seperti dikutip BBC, Kamis (23/1/2020).

        DPR melalui voting telah memakzulkan Trump atas tuduhan menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres. Namun, keputusan akhir pemakzulan seorang presiden Amerika berada di tangan Senat.

        Trump membantah menggunakan bantuan militer AS sebagai alat tawar-menawar dalam upaya untuk mendorong Ukraina mengumumkan penyelidikan untuk mendiskreditkan rival politiknya, Joe Biden. Joe Biden adalah bakal calon presiden dari Partai Demokrat yang akan menantang Trump dalam pemilihan presiden mendatang.

        Trump telah menggembar-gemborkan klaim korupsi terhadap Biden, di mana Hunter Biden memegang posisi dewan perusahaan gas Ukraina yang menguntungkan secara pribadi. Sedangkan Joe Biden ketika menjabat sebagai wakil presiden AS bertanggung jawab atas hubungan Amerika-Ukraina.

        Demokrat ingin memanggil Bolton, yang diklaim pernah menyebut ada dugaan tekanan politik Gedung Putih terhadap Ukraina sebagai "drug deal". Klaim itu diungkap saksi dalam sidang pemakzulan di level di DPR. Tetapi Bolton mengatakan tidak akan mempertimbangkan untuk bersaksi kecuali atas panggilan hukum yang dikenal sebagai panggilan pengadilan.

        Partai Republik berargumen bahwa Hunter Biden juga harus diperintahkan untuk tampil dalam sidang pemakzulan Trump. Tetapi Senator Chuck Schumer asal New York, yang merupakan politisi Demokrat di Senat, mengatakan kepada wartawan saat istirahat dalam sidang hari Rabu; "Perdagangan itu tidak di atas meja."

        "Ini tidak seperti perdagangan sepakbola fantasi," katanya kepada wartawan. "Pengadilan tidak memperdagangkan saksi."

        Baca Juga: Trump: AS Siap Bantu Konflik Kashmir India-Pakistan

        Joe Biden mengatakan pada hari Rabu di Osage, Iowa, di mana ia berkampanye untuk pencalonannya sebagai presiden bahwa ia tidak akan menawarkan diri dalam pertukaran saksi.

        "Kami tidak akan mengubahnya menjadi sandiwara atau teater politik," kata Biden. "Saya tidak mau (jadi) bagian dari itu."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: