Aksesibilitas dan konektivitas akan menjadi kunci berkembangnya destinasi wisata sehingga dapat menarik wisatawan. Maka dari itu pembangunan infrastruktur di kawasan wisata, seperti di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai harus dipercepat.
Direktur Utama PT Jababeka Morotai selaku pengelola KEK Morotai, Basuri Tjahaja Purnama mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam pengembangan kawasan wisata di Morotai melalui pembangunan infrastruktur air maupun akses jalan.
Ia mengatakan bahwa jika aksesibilitas jalan ke KEK yang terletak di Maluku Utara itu sudah terkoneksi dengan baik akan memberi kepuasan kepada turis yang datang karena waktu tempuh ke KEK Morotai akan lebih cepat. Sehingga, akan banyak destinasi yang bisa mereka datangi.
Baca Juga: Hingga Akhir Jabatan Jokowi, Nilai Investasi Listrik Optimis Tembus US$39 Miliar
"Atau juga mereka jadi lebih leluasa untuk menikmati suatu destinasi wisata di Morotai karena tidak merasa dikejar waktu untuk bisa mendapat banyak destinasi saat berkunjung ke KEK Morotai," kata adik kandung dari Basuki Tjahaja Purnama itu di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Basuri juga menambahkan bahwa penguatan konektivitas juga amat membantu menciptakan KEK Morotai sebagai pusat logistik di Indonesia bagian Timur. Hal itu karena status KEK Morotai mencakup juga KEK industri karena lokasi Pulau Morotai sangat strategis, yaitu di sebuah lokus jalur perdagangan antarnegara dan antarbenua.
Secara geografis, Pulau Morotai berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik, pintu gerbang ke Amerika, Australia, New Zealand, dan dekat ke China, Taiwan, Korea, serta Jepang. Di mana negara-negara itu dan negara di Asia Pasifik lainnya punya tren pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.?
"Untuk mengembangkan Pulau Morotai sebagai pusat logistik, kami sudah membuat masterplan untuk pengembangan pelabuhan. Adanya peningkatan konektivitas akan memberi peluang besar bagi Pulau Morotai menjadi tempat perdagangan entrepot (pelabuhan perlintasan kapal) di negara Asia Pasifik dan logistik hub di kawasan Asia," ujarnya.
Adapun peningkatan infrastruktur jalan di Morotai yang dilakukan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terbagi dalam beberapa pekerjaan. Di antaranya pembangunan jalan baru ruas Sofi-Wayabula sepanjang 6 km dengan biaya sebesar Rp32 miliar.
Baca Juga: Cuan Jumbo! Laba Jamkrindo Meroket 51%
Selanjutnya, preservasi jalan pada ruas batas kota Daruba-Daeo/Sangowo-Bere Bere-Sofi-Daruba-Wayabula sepanjang 195,29 km dengan biaya Rp10,43 miliar.
Berikutnya pembangunan dan penggantian enam jembatan dengan biaya sebesar Rp231,43 miliar yang terdiri dari ruas Bere Bere?Sofi sepanjang 152 meter dan 7 meter, jembatan Sofi-Wayabula 1 sepanjang 125,80 meter, Sofi-Wayabula 2 sepanjang 100 meter, Sofi-Wayabula 3 sepanjang 87 meter, dan Sofi-Wayabula 4 sepanjang 125 meter. Seluruh pekerjaan fisik pembangunan Jalan Lingkar Morotai saat ini telah rampung 100%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: