Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gempuran Roket-roket ke Palestina dan Suriah Disebut Israel Sebagai Pembalasan

        Gempuran Roket-roket ke Palestina dan Suriah Disebut Israel Sebagai Pembalasan Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Yerusalem -

        Militer Israel menyatakan pada Senin (24/2/2020) pagi pihaknya telah menyerang tepat sasaran pada gerilyawan Palestina di Gaza dan Suriah. Menurut mereka, upaya itu menjadi pembalasan terkait roket yang ditembakkan ke Israel Selatan pada Minggu (23/2/2020) malam.

        Kelompok militan jihad Islam Palestina telah mengklaim serangan roket tersebut. Dilansir AP pada Senin, militer Israel melaporkan setidaknya ada 20 roket yang ditembakkan pada pihaknya.

        Baca Juga: Roket-roket Diluncurkan Lewat Serangan Udara Israel Hantam Damaskus dan Gaza

        Tak ada laporan kerusakan atau cedera di pihak Israel meskipun rentetan roket itu disebut-sebut sebagai serangan terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Dari balasan Israel, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan setidaknya ada empat warga Palestina yang dirawat di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza karena luka yang disebabkan oleh serangan Israel.

        Jihad Islam Palestina menyatakan bahwa serangan udara di Damaskus itu setidaknya menewaskan dua anggotanya, Salim Salim (24 tahun) dan Ziad Mansour (23). Meski tidak menyatakan asal negara para korban, kelompok itu berniat tak akan melupakan serangan tersebut dan bahkan berencana membalas kematian anggotanya.

        Hingga kini, Israel dan kelompok Jihad Islam memang telah terlibat dalam pertempuran sejak November lalu. Utamanya, setelah militer Israel membunuh seorang komandan Jihad Islam terkemuka.

        Sejak itu, kelompok Hamas juga telah bekerja melalui para mediator Mesir untuk memperkuat gencatan senjata informal. Namun, Jihad Islam terus berusaha melakukan serangan.

        Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, mengatakan Israel telah menyalahgunakan jenazah korban. Bahkan ia menyatakan bahwa upaya itu merupakan kejahatan buruk.

        Menanggapi itu, Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett menolak kritik tersebut. Sebaliknya, ia mencatat bahwa Hamas telah menahan dua mayat dari tentara Israel sejak mereka terbunuh dalam perang Gaza 2014 silam.

        "Saya mendukung militer, yang membunuh para teroris dan mengumpulkan mayat," ungkap dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: