Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dulu Pabrik Tepung, Begini Perjalanan Samsung Jadi Raksasa Elektronik Dunia

        Dulu Pabrik Tepung, Begini Perjalanan Samsung Jadi Raksasa Elektronik Dunia Kredit Foto: REUTERS/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan elektronik dunia, Samsung bisa berdiri berkat jerih payah dari Lee Byung-Chull yang berjuang dari nol membesut usahanya sejak Korea masih berada di bawah kekuasaan Jepang pada tahun 1938.

        Samsung mempunyai arti "tiga bintang". Awalnya, Samsung merupakan pabrik tepung untuk membuat mie dan ekspedisi yang membawa buah dan ikan ke pasar.

        Pendirinya, Lee Byung Chull lahir 12 Februari 1910 dan meninggal pada 19 November 1987. Ia adalah putra dari keluarga kaya pemilik tanah dan sempat mengenyam pendidikan perkuliahan di Universitas Wesda Tokyo meski tidak sampai lulus.

        Baca Juga: Samsung Nekat Kembali Buka Pabrik Setelah Satu Karyawan Terinfeksi Corona!

        Lee Byung-chull menggunakan warisannya untuk membuka penggilingan padi untuk usaha yang pertamanya. Namun, usaha itu tidak berjalan dengan baik.

        Dalam biografi Lee Byung Chull diketahui bahwa ketika pecah Perang Korea, Lee terpaksa meninggalkan Seoul dan memulai usaha pabrik gula di Busan yang bernama Cheil Jedang.

        Dan itu adalah pabrik gula Korea Selatan pertama. Setelah perang, pada tahun 1954, Lee mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik wol di Chimsan-dong, Daegu.

        Pada akhir 60-an, Samsung Group pun mulai masuk kedalam industri elektronik. Agar perusahaan bisa berkembang dengan pesat perusahaan membagi tugas kerja dalam bentuk divisi-divisi elektronik.

        Lee Byung-Chull kemudian mendirikan Samsung Electronic Industries pada 1969 yang memproduksi TV dan peralatan rumah tangga. Dia kemudian beralih ke bisnis semikonduktor sebagai tambang emas masa di depan, dia mendirikan perusahaan semikonduktor saat bidang itu masih dalam tahap awal pada tahun 1980an.

        Pada saat Lee meninggal pada 1987, putra ketiga dan termuda, Lee Kun-Hee mengendalikan kerajaan yang didominasi oleh barang elektronik dan produk listrik, pembuatan kapal, konstruksi dan keuangan.

        Pada tahun 1980, perusahaan yang diakuisisi Hanguk tongsin jeonja di Gumi, mulai membuat perangkat telekomunikasi. Adapun produk awal nya adalah switchboards.

        Berawal dari produk tersebut Samsung mulai memproduksi telepon dan faks hingga akhirnya menjadi Samsung?s mobile phone manufacturing. Dari pabrik tersebut Samsung telah menghasilkan miliaran ponsel sampai hari ini.

        Sayangnya, Byung-Chull yang saat itu menderita kanker paru-paru membuat keputusan yang sangat berisiko pada 1983 untuk memasuki semikonduktor. Meski demikian, dia tetap mangambil risiko tersebut dan memungkinkan Samsung mendominasi Korea Selatan.

        Setelah kematiannya, anaknya Kun-Hee menggabungkan kedua perusahaan ke dalam Samsung Electronics pada 1988. Perusahaan ini menembus budaya massa, film, penerbitan, toko serba ada, dan segera dipisahkan sebagai entitas independen di bawah naungan dua saudara laki-laki Kun-Hee, dua dari lima kakak perempuan dan iparnya.

        Kakak iparnya, Hong Seok-Hyun, mulai spin off Samsung dari pemiliknya Hong Jin-Ki dan Lee Byung-Chull. Divisi tersebut, kemudian masuk ke lini media dan membuat koran JoongAng Ilbo pada 1968.

        Meski banyak drama harta dan tahta di dalam keluarga Lee termasuk penyuapan dan penggelapan uang. Namun, skandal tersebut tidak berdampak langsung pada Samsung Electronics. Hingga kini Samsung pun masih berjaya dan baru meluncurkan smartphone lipat pertamanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: