Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        OJK Sebut Ada 6 Pasal yang Bikin Pasar Modal Domestik Berdarah-Darah, Apa Saja?

        OJK Sebut Ada 6 Pasal yang Bikin Pasar Modal Domestik Berdarah-Darah, Apa Saja? Kredit Foto: Lestari Ningsih
        Warta Ekonomi, Padang -

        Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui bahwa pasar modal Indonesia mengalami tekanan hebat dalam beberapa waktu terakhir. Dampak tekanan yang paling mudah diamati ialah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang signifikan hingga minus 22,28% secara year to date.

        Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK, Fakhri Hilmi, mengungkapkan bahwa tekanan tersebut tidak hanya dirasakan oleh pasar modal domestik, tetapi juga hampir semua pasar modal di dunia. Mengapa demikian, Fakhri Hilmi menjelaskan setidaknya ada tiga faktor global yang memengaruhi indeks di dunia, salah satunya adalah virus corona.

        Baca Juga: IHSG Amblas 5,01% dan Kena Trading Halt yang Pertama Kali, Begini Kata OJK

        "Kondisi pasar modal di seluruh dunia mengalami tekanan yang cukup berat, pertama karena pandemik corona yang terjadi di seluruh dunia. Jadi, ini luar biasa pandemik corona ini sehingga semua aspek ekonomi terkena (dampaknya)," papar Fakhri Hilmi dalam Pelatihan dan Gathering Wartawan, Padang, Kamis (12/03/2020).

        Selain virus corona, lanjut Fakhri, perang harga minyak mentah antara Arab Saudi dan Iran juga turut menjadi sentimen penggerak indeks global. Sentimen berikutnya datang dari Amerika Serikat (AS) yang beberapa waktu lalu memutuskan untuk menurunkan suku bunga, namun itu pun belum cukup ampuh untuk menangkal krisis global saat ini.?

        "Dalam satu minggu kurang, mereka (AS) sudah cut 50 basis poin) dan tidak berhasil (menahan pelemahan indeks), sampai sekarang indeks masih tertekan," sambungnya.

        Baca Juga: The Fed Diskon Suku Bunga: Dolar AS Gak Laku, Rupiah Jadi Nomor Satu!

        Bersamaan dengan berbagai sentimen global, ada faktor-faktor yang berasal dari internal yang juga tidak kalah membebani IHSG. Fakhri menyontohkan, pada waktu yang sama ketika Presiden Jokowi mengumumkan ada dua WNI yang positif corona, IHSG yang semula naik, langsung berbalik ke Ina merah.

        "Padahal Senin pagi itu (pasar) sangat optimis, (IHSG) naiknya tajam. Begitu jam 11.45 diumumkan, sesi keduanya langsung turun," katanya lagi.?

        Baca Juga: Corona Jebol Gawang Indonesia, Rupiah Meronta-Ronta!

        Kemudian, ada dua sentimen lainnya yang juga turut berpengaruh, yakni kasus Jiwasraya dan juga pesimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di atas 5%.

        "Berita yang kurang menyenangkan adalah growth kita yang dipangkas kurang dari 5%. Jadi, kalau dulu kita ada angka 5,1%, 5,4%, ada yang optimis 5,5%, sekarang gak ada yang di atas 5%," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: