Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadapi Situasi Sulit Akibat Virus Corona, Wali: Begini Tips Bisnis Waralaba

        Hadapi Situasi Sulit Akibat Virus Corona, Wali: Begini Tips Bisnis Waralaba Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah menetapkan status bencana Covid-19 hingga 29 Mei 2020. Kebijakan ini tentu harus mendapat perhatian dan antisipasi bagi pelaku usaha di Indonesia yang akan terkena dampak bencana tersebut.

        Salah satu bisnis yang bakal terkena dampak adalah bisnis waralaba. Dalam berbagai diskusi dengan pelaku bisnis waralaba, lisensi, dan kemitraan di Indonesia, omset pelaku usaha waralaba ada yang turun hingga 50%.

        Baca Juga: Bisnis Lesu karena Corona, Pengusaha Minta Pemerintah Siapkan Stimulus bagi UKM

        "Bahkan, sebagian sudah menutup outletnya untuk menyikapi keamanan karyawan dan pelanggan guna menerapkan social distancing," ungkap Tri Raharjo, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (Wali) kepada Warta Ekonomi, Senin (23/3/2020).

        Lalu, Apa yang harus dilakukan saat bencana Covid 19 ini? Menurut Tri Raharjo, pelaku usaha waralaba harus menyikapi dengan bijak dampak tersebut terhadap bisnisnya. Pelaku bisnis waralaba juga tidak boleh menyerah dan terus melangkah mencari solusi terbaik.

        "Menurut hemat saya, bisnis waralaba memerlukan rencana jangka pendek tiga bulan ke depan dan rencana hingga akhir tahun 2020. Tujuannya tentu supaya bisnis waralaba dapat bertahan baik, franchisor maupun jaringan bisnisnya yang dimiliki franchise atau mitra," jelas Tri Raharjo.

        Menurutnya, ada beberapa tips sederhana yang bisa diaplikasikan oleh pelaku bisnis di Indonesia, terutama bisnis waralaba, lisensi, dan kemitraan. Untuk mulai melangkah dalam situasi sulit seperti pandemik Covid 19, pelaku bisnis memerlukan data yang akurat untuk mengambil langkah-langkah strategis sebagai dasar dalam menjalankan dan mengelola bisnis waralaba dalam krisis.

        Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha waralaba di Indonesia, mulai dari aspek keuangan, aspek pelanggan dan marketing, juga aspek SDM.

        Aspek Keuangan:

        Berapa posisi saldo saat ini dan berapa dana cadangan operasional yang dimiliki hingga tiga bulan mendatang (Maret, April, Mei) karena pemerintah mengumumkan status bencana Covid-19 hingga 29 Mei 2020. Lakukan perhitungan berapa biaya total pengeluaran operasional yang rutin, baik yang sifatnya tetap atau variabel. Sebagai catatan, bulan Mei akan ada dana keluar untuk THR karyawan.

        Lakukan perhitungan proyeksi pendapatan dari berbagai sumber pendapatan seperti: franchise fee, royalty fee, bahan baku, dll. Hitung dengan cermat dan lihat tren penurunan omset yang terjadi dari jaringan outlet mitra dan own outlet. Adakah potensi pendapatan lainnya yang bisa didapat misalkan dari penjualan online. Lakukan pengeluaran dengan bijak, biaya-biaya yang penting didahulukan dan yang sifatnya tidak mendesak sementara ditangguhkan jika memungkinkan.

        Yang tidak kalah penting adalah kontrol biaya bahan baku karena di saat terjadi krisis cenderung biaya bahan baku akan mengalami kenaikan yang sangat signifikan dan perlu diperhatikan pasokan bahan baku aman dikirm ke jaringan bisnis Anda.

        Aspek Pelanggan dan Marketing:

        Pastikan keselamatan pelanggan dengan standar gerai yang bersih dan aman. Contoh dengan pengecekan suhu terhadap pelanggan yang akan masuk, menyiapkan hand sanitizer di seluruh jaringan waralaba, dan jika ada area cuci tangan pastikan bersih dan berfungsi. Buatkan SOP khusus menghadapi bencana pandemik Covid-19 sebagai petunjuk untuk seluruh jaringan waralaba, untuk keamanan karyawan dan pelanggan.

        Lakukan program "marketing in crisis", buat program penjualan yang menarik yang dapat meningkatkan penjualan dan cashflow walaupun profitnya "tipis-tipis" dengan pembatasan waktu tertentu.

        Sampaikan program marketing yang simpatik akan bencana wabah Covid-19, misalkan dengan mengeluarkan program khusus delivery yang memudahkan pelanggan yang bekerja, sekolah, dan beribadah di rumah dapat terlayani dengan baik.

        Sampaikan aktivitas program "marketing in crisis" melalui sarana digital seperti website, sosial media, media digital, aplikasi chating, poster, dan spanduk di masing-masing gerai dengan content marketing yang simpatik.

        Kontrol dan meeting penjualan secara harian baik langsung atau melalui sarana komunikasi lainnya untuk memastikan pendapatan perusahaan sesuai dengan rencana, lakukan perbaikan program marketing secara cepat jika diperlukan.

        Aspek SDM:

        Lakukan edukasi terhadap karyawan akan pencegahan penularan virus Covid-19 dan timbulkan rasa tanggung jawab dan empati akan krisis yang sedang terjadi dan sampaikan langkah-langkah penyelamatan bisnis menghadapi krisis akibat Covid-19.

        Lakukan tindakan secara baik dan bijak, jangan timbulkan kecemasan terhadap karyawan. Jika situasi tidak memungkinkan, lakukan opsi bekerja dari rumah. Gunakan sarana teknologi untuk memberikan laporan kerja, meeting online dan report lainnya untuk mempermudah komunikasi antar karyawan dan manajemen.

        Jika terpaksa bekerja dari rumah, buat petunjuk teknis secara rinci supaya kinerja karyawan tetap terjaga dan Key Performance Indicators (KPI) tercapai.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: