Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dunia Berduka, Harga CPO Merana!

        Dunia Berduka, Harga CPO Merana! Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Data CIF Rotterdam mencatat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar global menurun hingga 11,2 persen atau dari US$672,5 per MT menjadi US$597,5 per MT selama periode I Maret 2020.

        Tidak hanya itu, harga rata-rata CPO saat ini yang sebesar US$627,29 per MT berada di bawah harga ideal US$700 per MT.

        Harga rata-rata tersebut juga melemah hingga 17 persen dibandingkan periode yang sama bulan Februari lalu. Kondisi ini tentunya menjadi sinyal merah bagi industri kelapa sawit khususnya Indonesia sebagai produsen dan eksportir CPO utama dunia.

        Baca Juga:?Saat Corona Serang Penjuru Dunia, Mike Tyson Ketiban Cuan Fantastis, Sehari Rp1,2 M

        Koreksi harga CPO ini disebabkan oleh perkiraan menurunnya permintaan global akibat infeksi Covid-19 yang telah menjangkiti lebih dari 325 ribu orang di lebih 80% negara dunia.

        Indonesia, India, dan China sebagai konsumen terbesar CPO dengan jumlah konsumsi pada 2019 di masing-masing negara berturut-turut, yakni 14,27 juta ton; 10,03 juta ton; dan 7,22 juta ton telah mengalami perlambatan perekonomian di sektor pariwisata, manufaktur, hingga keuangan.

        Bank Indonesia sudah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 dari 5?5,5 persen menjadi 4,2?4,6 persen. Bahkan, pemerintah memiliki skenario terburuk ekonomi Indonesia yang stagnan atau tidak tumbuh.

        Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di China dan India sebagai importir minyak sawit mentah terbesar di dunia juga mengalami perlambatan. IMF memperkirakan pertumbuhan di China pada 2020 hanya 5,6 persen, yang mana angka ini terendah sejak 1990.

        Tidak hanya itu, IMF juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di India lebih rendah dibandingkan China, yakni 4,8 persen. Jika angka ini terbukti maka akan menjadi laju pertumbuhan ekonomi terlemah sejak 2009. Perlambatan ekonomi tersebutlah yang menyebabkan permintaan berkurang sehingga mempengaruhi harga.

        Baca Juga: Tok! Perkebunan Kelapa Sawit Wajib Bersertifikasi ISPO

        Tidak hanya itu, sentimen menurunnya harga minyak dunia juga memengaruhi harga CPO. Meskipun tidak bersaing dalam pasar yang sama, CPO merupakan salah satu komoditas yang menjadi bahan baku biodiesel.

        Biodiesel berperan sebagai substitusi bahan bakar fosil sehingga ketika harga minyak merosot tajam maka akan menjadi salah satu sentimen pemberat bagi harga CPO.

        Mengutip Reuters, Pemilik Palm Oil Analytics, Sathia Varqa mengatakan, "Kenaikan harga CPO lebih didorong oleh gelombang lonjakan di pasar keuangan, misalnya ekuitas. Tidak ada dorongan dari sisi fundamental."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: