Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sekarang Menag yang Disekolahin Fadli Zon: Berhenti Menunggu Keajaiban!

        Sekarang Menag yang Disekolahin Fadli Zon: Berhenti Menunggu Keajaiban! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon meminta ketegasan pemerintah terkait penyelenggaraan ibadah haji 2020. Pasalnya, haji tahun ini berada di tengah pandemik virus corona atau Covid-19.

        Hal tersebut dikatakan lantaran calon jamaah masih menanti kepastian dari pemerintah, khususnya Kementerian Agama RI.

        "Saran saya kepada Menteri Agama, berhentilah menunggu keajaiban. Tak seharusnya kebijakan publik yang penting dan genting dirumuskan atas dasar harapan belaka," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/3/2020).

        Baca Juga: Arab Saudi Terapkan Aturan Salat Berjamaah Hanya di 2 Masjid dengan Syarat Ini

        Baca Juga: Meski Dibayang-bayangi Corona, Sukuk Ritel Tetap Laris Diburu

        "Segera bikin keputusan, agar para calon jamaah haji kita segera mendapatkan kepastian," imbuhnya.

        Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dirinya telah mengetahui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh meniadakan kegiatan manasik haji untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Namun sambungnya, rangkaian kegiatan ibadah hajinya sendiri akan tetap diteruskan.

        "Logikanya di mana? Sensitivitas aparat birokrasi kita terhadap kondisi darurat Covid-19 benar-benar menyedihkan," sesalnya.

        Lanjutnya, dengan kondisi darurat global Covid-19 ini, Indonesia tidak mesti menunggu keputusan resmi pemerintah Arab Saudi. Sambungnya, dengan kata lain, pemerintah harus mengambil sikap terburuk sekalipun.

        ?"Enggak usah jauh-jauhlah pertimbangannya. Saat ini, Shalat Jumat dan shalat berjamaah saja sudah dianjurkan dihindari oleh para ulama di banyak negara, seperti Mesir, Iran, Saudi bahkan termasuk MUI sendiri. Tujuannya untuk membatasi kontak fisik demi mencegah penyebaran Covid-19," tukasnya.

        "Jika ibadah dalam skala kecil saja dianjurkan untuk dibatasi, bagaimana dengan ibadah haji yang skalanya kolosal melibatkan lebih dari 2,4 juta orang?" tutup dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: