PCR Test adalah kependekan dari Polymerase Chain Reaction. Para ahli dan dokter sejatinya lebih menyarankan pemerintah mendeteksi virus penyebab Covid-19 menggunakan rapid moleculer test berbasis PCR, ketimbang metode serologi.
Para pakar menilai, PCR lebih akurat dibanding metode serologi yang kini digunakan dalam rapid test massal virus corona. Pemeriksaan menggunakan alat PCR selama ini dilakukan dari sample usapan rongga mulut dan rongga hidung.
Baca Juga: Jokowi Minta Tes PCR Corona 10.000 Per Hari, Caranya Piye Pak?
Pada pemeriksaan PCR, material genetika yang dibaca berupa RNA yang akan disamakan dengan model Covid-19 sehingga memiliki tingkat akurasi tinggi. Metode PCR sering juga disebut dengan swab test yang menggunakan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah sebagai bahan pemeriksaan. Tes ini dilakukan oleh para petugas kesehatan dengan menyeka bagian belakang tenggorokan.
Hasil pemeriksaan dengan metode PCR menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan paling cepat membutuhkan waktu sekitar 20 hingga 30 menit.
Pada metode PCR, ketika sampel cairan dari saluran pernapasan bawah tiba di lab, para peneliti mengesktrak asam nukleat di dalamnya. Asam nukleat tersebut mengandung genom virus yang dapat menentukan adanya infeksi atau tidak dalam tubuh.
Kemudian, peneliti dapat memperkuat daerah genom tertentu dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai reaksi berantai transkripsi polimerase terbalik. Pada dasarnya, hal ini memberi para peneliti sampel besar yang kemudian dapat mereka bandingkan dengan virus Corona (COVID-19) yang dikenal sebagai SARS-CoV-2.
Virus SARS-CoV-2 memiliki hampir 30.000 nukleotida, blok bangunan yang membentuk DNA dan RNA. Sementara itu, tidak semua orang dapat melakukan tes PCR ini. Hanya mereka yang berisiko saja yang akan diuji.
Dilansir dari situs The Guardian di Jakarta, Jum'at (17/4/2020) metode PCR dapat menemukan partikel virus pada tubuh setiap individu dan menempatkan urutan gen Coronavirus tertentu.
Namun, pemeriksaan PCR membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasil karena hanya dapat dilakukan di laboratorium yang sudah ditunjuk pemerintah.
PCR Swab Test di Indonesia
Di Indonesia sendiri, tes PCR (Polymerase Reaction Chain) ditargetkan menjadi 10 ribu spesimen per hari. Selama ini, jumlah tes PCR per hari di Indonesia berkisar ratusan tes baru per hari.
Bila menengok ke luar negeri, negara-negara lain yang terjangkit virus corona tak hanya menggeler tes per hari dalam jumlah ratusan, tapi puluhan ribu tes per hari. Korea Selatan misalnya, menggelar 20 ribu tes per hari, Jerman 7 ribu tes per hari, Inggris 8 ribu tes per hari. Indonesia akan menggencot jumlah tes PCR menjadi 10 ribu per hari.
Adapun strategi pemerintah demi mencapai target tes corona 10 ribu per hari adalah dengan mengaktifkan 78 laboratorium untuk bisa iktu mengetes spesimen COVID-19. Berbeda dengan selama ini, hanya 32 laboratorium yang melaksanakan tes PCR.
Strategi selanjutnya adalah penyiapan reagen, atau bahan yang dipakai dalam reaksi kimia untuk pengetesan. Lalu penyiapan sumber daya manusia untuk menggenjot jumlah tes PCR. Diketahui, pemerintah sudah mendatangkan 150 ribu reagen PCR untuk segera digunakan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami