Pandemi corona berdampak pada kinerja keuangan Garuda Indonesia. Untuk meringankan beban, perusahaan pelat merah itu pun merenegosiasi sewa pesawat sampai memangkas rute penerbangan yang merugikan.
Hal tersebut dikatakan Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam rapat dengar pendapat (RDP) online dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Irfan mengatakan kinerja keuangan mulai menurun saat adanya penutupan penerbangan dari dan ke China dengan total 13 penerbangan dalam seminggu. Kemudian ditambah dengan pelarangan dari dan ke Arab Saudi, terutama untuk penerbangan umrah.
Irfan mengatakan jumlah penumpang turun semakin signifikan saat keluar Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2020 Pengendalian Transportasi Selama asa Mudik Idul Fitrik 1441 H dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.
"Permen Nomor 25 memaksa kita hentikan seluruh penerbangan domestik kecuali logistik. Kita ubah ke kargo yang mudah-mudahan bisa hidupkan kembali di kondisi yang sangat terbatas," kata Irfan.
Untuk menjaga kinerja keuangan tak makin turun, Garuda merenegosiasi pembayaran sewa pesawat jadi lebih murah. Misalnya, kata dia, biaya sewa Boeing-777 dalam sebulan mencapai 1,6 juta dolar AS, tapi setelan di nego dan bisa turun jadi 800 ribu dolar AS. Garuda sendiri punya 10 unit Boeing 777.
Garuda juga akan mengembalikan seluruh unit pesawat Bombardier CRJ-1000 karena tidak? diterbangkan. Meskipun tidak diterbangkan, pesawat harus tetap dilakukan perawatan di mana biaya perawatannya juga mahal.
"Kami juga akan memangkas rute-rute yang dinilai merugikan," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: