Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Tengah Wabah, Begini Kondisi Industri Kelapa Sawit di Aceh

        Di Tengah Wabah, Begini Kondisi Industri Kelapa Sawit di Aceh Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
        Warta Ekonomi, Banda Aceh -

        Denyut perekonomian di sejumlah daerah di belahan Nusantara kian terasa melemah akibat wabah virus corona. Dampak dari pandemi COVID-19 yang telah menginfeksi Indonesia selama hampir dua bulan tersebut menyasar pada perlambatan sektor perdagangan, jasa, bahkan perkebunan.

        Salah satu wilayah yang daya belinya menurun akibat corona ialah Kota Subussalam, Aceh. Namun untungnya, performa usaha industri perkebunan kelapa sawit yang masih bergerak relatif normal mampu menopang stabilitas perekonomian di Kota Subulussalam meskipun akhir-akhir ini harga tandan buah segar (TBS) mengalami penurunan.

        Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Subulussalam, Abdi Gunawan mengatakan, "Untuk data laju perekonomian di Subulussalam semenjak adanya wabah covid-19 belum bisa dirilis karena data-data belum terkumpul semuanya. Tapi secara umum laju pertumbuhan melambat akibat menurunnya aktifitas sektor perdagangan, perhotelan dan transportasi."

        Baca Juga: Warbiasa! Helm dari Tankos Sawit Miliki Daya Benturan Menggigit

        Baca Juga: Petani Sawit Kesulitan Akses Pangan saat Pandemi Covid-19

        Untuk wilayah Subulussalam, geliat sawit masih dapat diandalkan jika permintaan dan produksi minyak sawit tidak mengalami perubahan. Minyak sawit yang diolah di Subulussalam biasanya dipasarkan di Medan dan sekitarnya.

        Lebih lanjut, Gunawan menjelaskan, "anjloknya sawit sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Subulussalam."

        Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Subussalam tahun 2019, sektor pertanian dengan komoditi utama perkebunan sawit merupakan sektor perekonomian utama di Subulussalam dengan share sebesar 21 persen lalu diikuti dengan sektor perdagangan sebesar 19 persen.

        Senada dengan hal tersebut, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Subangun Berutu mengungkapkan, sawit merupakan komoditi andalan di Subulussalam karena banyak mempengaruhi sendi-sendi perekonomian masyarakat.

        "Sektor lain sudah lesu, tinggal sektor sawit ini lagi yang menjadi andalan kita. Semogalah bencana ini segera berakhir, agar semua kembali berjalan normal, perekonomian pun kembali sehat," ujar Subangun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: