Cara Miliarder Virgin Selamatkan Maskapainya: Gadai Pulau hingga Jual Saham Perusahaan Rp7,5 T
Miliarder sekaligus pendiri Virgin Group, Sir Richard Branson sebagaimana diketahui telah meminta bantuan pemerintah Inggris dengan pinjaman agar bisnisnya tidak bangkrut. Berbagai cara pun dijalkukan Branson demi menjaga bisnisnya.
Baru-baru ini, Sir Richard Branson berencana menjual sahamnya pada perusahaan pariwisata ruang angkasa Virgin Galactic senilai USD 504,5 juta (Rp7,56 triliun). Hal itu diketahui sebagaimana dilansir dari CNBC di Jakarta, Selasa (12/5/2020).
Baca Juga: Kolaps di Tengah Corona, Miliarder Pemilik Maskapai Virgin Australia Jaminkan Pulau di Karibia!
"Virgin bermaksud menggunakan hasil apapun untuk mendukung portofolio bisnis liburan dan perjalanan global yang terdampak COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata perusahaan melalui siaran persnya.
Disebutkan bila penjualan hingga 25 juta lembar saham biasa Virgin Galactic akan dilakukan secara bertahap melalui transaksi broker biasa.
Tak hanya itu, rupanya saham yang ditawarkan hanya mewakili 22 persen dari total saham Virgin Galactic milik Branson. Adapun ilai total saham mencapai USD USD 2,32 miliar, di mana harga per saham USD 20,18 per saham.
Belakangan ramai diberitakan bagaimana Virgin Group sangat terpukul imbas pandemi corona di seluruh dunia. Bulan lalu, Branson mengatakan Virgin Atlantic dan Virgin Australia akan membutuhkan pinjaman pemerintah.
Bahkan Maskapai penerbangan asal Inggris Virgin Atlantic memutuskan untuk memangkas 3.150 pekerja dan menghentikan beberapa penerbangan. Tak hanya itu, Richard Branson juga sampai menawarkan sebuah pulau miliknya di Karibia sebagai jaminan untuk mendapat pinjaman bagi Virgin Atlantic dari Pemerintah Britania Raya.
Maskapai sendiri tengah mengatur ulang strategi untuk mempertahankan kelangsungan bisnis dengan mengurangi biaya operasional dan menumpuk uang tunai.
Selain itu, rute London Gatwick juga akan dipangkas. Maskapai hanya akan fokus melakukan operasional di rute-rute populer seperti London Heathrow dan Manchester.
"Banyak yang mengomentari kekayaanku, tapi nilai yang kalian ketahui adalah nilai sebelum adanya pandemi. Dan itu bukan uang tunai di bank yang langsung bisa ditarik," belanya.
Branson menjelaskan, selama bertahun-tahun, keuntungan maskapai diinvestasikan melalui pengembangan bisnis sehingga maskapai tidak menyimpan uang dalam bentuk tunai yang bisa digunakan sewaktu-waktu.
Karena itulah Branson akan melakukan opsi penyelamantan semaksimal mungkin demi bisnisnya bisa bertahan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: