Dolar AS Kepepet Angan-Angan Donald Trump, Rupiah Malah di Atas Angin
Nilai tukar dolar AS tak leluasa bergerak ketika pelaku pasar menunggu keputusan The Federal Reserve (The Fed) perihal suku bunga acuan. Apalagi, Presiden Donald Trump kembali mendesak bank sentral AS itu untuk menurunkan suku bunga ke level negatif, meskipun Ketua The Fed, yakni Jerome Powell dan pejabat lainnya berusaha untuk menahan suku bunga sehingga jangan sampai jatuh ke level di bawah nol.
"Selama negara-negara lain menerima manfaat dari suku bunga negatif, AS juga harus menerima 'hadiah' itu," ujar Trump melalui akun Twitter pribadinya, dikutip dari Bloomberg, Jakarta, Rabu (13/05/2020).
Baca Juga: Ditekan Dolar AS, Rupiah Parkir di Klasemen Bawah Asia
Angan-angan Trump bahwa AS harus mempunyai suku bunga negatif menempatkan dolar AS pada posisi sulit. Dilansir dari RTI, mata uang Paman Sam itu bergerak tertekan di hadapan mayoritas mata uang, termasuk dolar Australia, poundsterling, dolar Kanada, dolar Hong Kong, won, dolar Singapura, dan baht.
Baca Juga: Rupiah Perkasa Atas Dolar AS dan Mayoritas Mata Uang Asia, Semua Berkat Kabar Bahagia Ini
Sementara itu, nasib baik justru diterima oleh aset-aset berisiko dari negara berkembang, termasuk rupiah. Bak berada di atas angin, data perdagangan Reuters mencatat rupiah unggul hingga 0,26% ke level Rp14.840 per dolar AS pada perdagangan spot Rabu pagi. Sementara itu, data RTI mencatat rupiah hingga kini berada di level Rp14.905 per dolar AS dengan apresiasi setinggi 0,93% dalam sepekan.
Pergerakan rupiah di hadapan mata uang lainnya terpantau variatif. Mata uang rupiah saat ini unggul atas ringgit (0,26%), yen (0,12%), yuan (0,10%), dolar Taiwan (0,08%), dan euro (0,01%). Sayangnya, rupiah melemah di hadapan poundsterling (-0,10%), dolar Singapura (-0,09%), won (-0,08%), dan baht (-0,06%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih