Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diboikot Amerika Setahun, Huawei Beralih Pakai Suku Cadang China, Tak Lagi Andalkan Paman Sam

        Diboikot Amerika Setahun, Huawei Beralih Pakai Suku Cadang China, Tak Lagi Andalkan Paman Sam Kredit Foto: KrAsia
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Setahun telah berlalu sejak Huawei diboikot oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS), melarang perusahaan-perusahaan Amerika berbisnis dengan Huawei.

        Nah, Nikkei dan spesialis membongkar ponsel asal Tokyo, Fomalhaut Techno Solutions mencoba membongkar model andalah Huawei, Mate 30 guna menganalisis harga dan asal negara tiap komponen ponsel itu.

        Sekilas, terdapat 42% suku cadang buatan China dari total komponen, meningkat 25% daripada saat Huawei belum diboikot oleh AS. Sementara itu, suku cadang buatan AS saat ini hanya sekitar 1% dari total komponen Mate 30, anjlok 11%.

        Baca Juga: China Tengah Uji Coba Yuan Digital, Mengapa dan untuk Apa? Begini Kata Peneliti

        Baca Juga: Karena Kasus Manipulasi Pendapatan, Bos Startup Kopi Saingan Starbucks Ini Diminta Resign

        Dibandingkan dengan Mate 20 Pro, penggunaan suku cadang China pada Mate 30 (5G) lebih tinggi 16,5%. Hal itu mengindikasikan upaya Huawei untuk mengganti pemasok selama setahun belakangan. Terlebih, perkembangan semikonduktor dan komponen penting lain untuk ponsel cerdas juga terus berubah.

        Sebelum diboikot, Huawei menggunakan semikonduktor yang dikembangkan oleh anak perusahaannya, HiSilicon. Namun kini, anak usaha itu pindah ke pengembangan semikonduktor untuk perangkat 5G. Artinya, raksasa teknologi itu telah mampu mengembangkan komponen sendiri, menurut analisis Nikkei dan Fomalhaut Techno Solutions.

        Pada akhirnya, kemampuan Huawei dalam mengembangkan komponen sendiri berpotensi memengaruhi ambisi China untuk mengurangi ketergantungan kepada pemasok asing.

        Bukan cuma perangkat keras, Huawei juga mengembangkan sistem operasi sendiri, yakni Hongmeng; untuk mengatasi hilangnya akses ke layanan Google.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: