Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengusaha Sekaligus Profesor Harvard, Pria Ini Ketiban Cuan Jadi Miliarder Dunia Berkat Corona

        Pengusaha Sekaligus Profesor Harvard, Pria Ini Ketiban Cuan Jadi Miliarder Dunia Berkat Corona Kredit Foto: Twitter/BCH_Innovation
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berkat vaksin corona yang sedang diuji coba saat ini membuat Timothy Springer masuk ke dalam jajaran miliarder dunia. Profesor Biologi Harvard ini juga merupakan pemilik perusahaan Moderna yang tengah mengembangkan vaksin corona.

        Semula berkat saham perusahaan vaksinnya, Moderna, naik 12 persen. Hingga membuat kekayaannya menjadi USD 1 miliar (Rp14,8 triliun). Adapun, kepemilikan saham Springer di perusahaan ini ialah sebesar 3,5 persen.

        Baca Juga: 10 Pengusaha Medis Dunia yang Ketiban Miliaran Cuan di Tengah Pandemi Corona

        "Banyak ilmuwan yang menjalankan perusahaan tapi hanya sedikit yang berhasil. Saya sangat aktif dan ambisius, itulah kenapa saya bisa melampaui rata-rata," ujar Springer dalam wawancara bersama Forbes.

        Beberapa waktu lalu, Moderna mengumumkan pengembangan vaksin Coronanya kepada pemerintah Amerika Serikat.

        Perusahaannya pun menjadi yang pertama yang menguji coba vaksin ke manusia. Tercatat, saham perusahaannya sudah naik 3 kali lipat sejak virus Corona diumumkan mewabah di seluruh dunia.

        Untuk diketahui, profesor Harvard ini pertama kali mendirikan perusahaan bioteknologi LeukoSite, yang dijual kepada Millennium Pharmaceutical senilai USD 635 juta. Springer mendapatkan USD 100 juta dari pembagian saham perusahaan.

        Kemudian pada 2010, ia mendirikan Moderna yang saat ini bernilai USD 870 juta. Ia juga menanamkan modal ialah Selecta Biosciences, Scholar Rock dan Morphic Therapeutic.

        Ke depannya, Springer optimis dengan prospek investasi di sektor bioteknologi karena pertumbuhannya sangat cepat, apalagi ketika pandemi telah berakhir.

        "Dulu, kita dimaki karena terlalu sering mengandalkan obat. Tapi sekarang, semua orang bergantung pada vaksin untuk bertahan hidup. Saya optimis sektor ini akan menjanjikan," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: