Pakar: Penyebaran Virus Corona Tak Bisa Dihentikan, Vaksin dan Obat Pun Sulit Dibuat
Guru besar Biologi Universitas Negeri Malang, Profesor Mohamad Amin, menilai mutasi virus corona penyebab Covid-19 yang begitu cepat membuat pandemi ini tidak bisa diputus. Ini juga menyulitkan pembuatan vaksin serta obatnya.
"Berdasarkan tinjauan ilmu virologi, penyebaran pandemi COVID-19 ini tidak bisa diputus karena mutasi virus yang sangat cepat sehingga dapat menimbulkan varian-varian baru virus," ujar Mohamad Amin dalam seminar daring di Jakarta, Kamis (21/5/2020).
Dia menjelaskan, dari tinjauan ini juga tampaknya akan sulit untuk membuat vaksin maupun obat anti-virus. Sebab, virus ini selalu bermutasi melahirkan varian-varian baru akan menyulitkan peneliti maupun ahli kesehatan untuk membuat desain obatnya.
Baca Juga: Namanya Harum, Jacinda: Muda, Perempuan dan Canggih Tangani Corona
"Desain obat harus fix atau permanen sebelum dibuat, ketika ada sedikit perubahan maka harus dilakukan desain yang baru," katanya.
Dengan demikian, menurut pakar kesehatan tersebut, cara terbaik untuk menjalani kehidupan normal baru jika vaksin sulit ditemukan. Dalam kehidupan baru itu harus melakukan pencegahan agar tidak terlalu banyak orang masuk rumah sakit hingga melebihi kapasitas akibat Covid-19.
"Dengan demikian perlu menjalankan langkah-langkah preventif agar masyarakat yang masih sehat tidak terinfeksi Covid-19. Selain itu, langkah lainnya yang perlu dilakukan adalah membuat orang sakit atau positif Covid-19 segera sembuh," ujar Mohamad Amin.
Dalam paparannya, dia menyampaikan, kehidupan normal baru mendorong masyarakat harus beralih dengan mengubah pola pikir dan kebiasaannya. Sebab, tidak perlu berharap hilangnya virus corona dengan memutus mata rantai penularan 100 persen.
Baca Juga: Kementerian PUPR Akui Pandemi Corona Hambat Program Satu Juta Rumah
Masyarakat harus bisa menerima bahwa mereka tidak bisa lagi hidup normal kembali seperti semula pascapandemi Covid-19. "Bagaimana cara cerdas menata kehidupan normal baru atau new normal adalah kebiasaan-kebiasaan positif baru seperti kerja dari rumah, menggunakan masker dan menjaga jarak yang sudah kita lakukan untuk bertahan selama pandemi COVID-19. jangan ditinggalkan," kata Mohamad Amin.
Selain itu, guru besar Biologi itu juga menambahkan masyarakat harus cerdas dengan memiliki wawasan ilmu dan pengetahuan, percaya diri atas ilmu yang diperoleh dan selalu mencari serta mengeksplorasi wawasan baru agar dapat berinovasi dan lebih produktif.
Dia melanjutkan program kebijakan dalam menangani dan mencegah meluasnya penyebaran Covid-19 seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menjaga jarak sosial harus tetap dilanjutkan.
"Target saat ini bukan memberantas virus melainkan menekan jumlah orang yang terinfeksi bersamaan serendah mungkin. Kalau nanti semakin banyak yang terinfeksi maka pelayanan kesehatan di Indonesia akan sangat kewalahan, dan kalau yang terinfeksi Covid-19. tidak segera mendapat pelayanan kesehatan maka proses penyembuhannya tidak cepat," ujar Mohamad Amin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: