Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menganggap urusan kongres sudah tutup buku alias selesai. Seluruh kader diminta menatap ke depan, menyongsong Pemilu 2024.
"Kongres sudah selesai dengan segala dinamikanya. Kita sudah mengetahui, merasakan, sudah selesai. Mari kita tutup buku, kita buka buku yang baru untuk bersama-sama menjaga kebersamaan, soliditas kader. Kita buka buku yang baru untuk mempersiapkan diri sejak dini," tegas Zulkifli Hasan (Zulhas), belum lama ini.
Baca Juga: Makin Panas, Awas! Bakal Ada Perang Terbuka Amien Rais Vs...
Dalam pernyataannya, Zulhas seolah menyinggung polemik yang terjadi di internal PAN belakangan ini. Yaitu antara pengurus DPP dengan daerah soal dukungan Amien Rais hingga persoalan sempalan PAN. Gara-gara perseteruan ini, muncul kata-kata seperti sengkuni, buzzeRp, hingga cebong biru.
Tanpa menyebut pihak yang bertengkar, Zulhas menegaskan kepada semua kader, baik yang mendukungnya maupun tidak, berhak menduduki posisi apa pun di partai.
"Waktu kita tidak terasa, berjalan cepat sekali. Karena itu, tidak ada waktu sebetulnya untuk bertengkar. Saya tidak bosan-bosannya, kongres sudah usai. Saudara-saudara, pengurus DPD-pengurus DPW berhak jadi apa pun di partai kita ini, mendukung atau tidak mendukung saya waktu kemarin. Itu sudah selesai," tegasnya.
"Yang ingin ketua DPW, ketua DPD, silakan, tapi usahakan musyawarah-mufakat. Bertempur habis-habisan itu sudah kita alami dan itu memerlukan energi yang lama dan berat untuk kita. Karena itu, musyawarah mufakat juga bagian dari demokrasi, berbagi peran, karena sekali lagi kita ini adalah kolektif kolegial," jelasnya.
Baginya, pekerjaan rumah PAN sangat berat. Ia meminta seluruh kader mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2024. Menurutnya, persiapan empat tahun menuju Pemilu sangat cepat. Tiga tahun lagi.
"Sudah tidak ada waktu untuk bertengkar, apalagi masih tidak move on. Sudah, kongres sudah usai. Itu pesan saya berkali-kali, saya tidak bosan-bosan mengingatkan, Saudara-saudara," tegasnya.
Dijelaskan, di Pemilu 2024 akan ada wacana kenaikan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold menjadi tujuh persen. PAN, menurutnya, akan berusaha mempertahankan ambang batas itu tetap di angka empat persen.
"Kita akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, saudara-saudara, tidak mudah. Baru-baru ini saudara dengar di DPR sedang dirancang Undang-Undang mengenai Pemilu, salah satunya parliamentary threshold. Mereka meminta partai besar 7 persen, dan itu sampai ke daerah. Ini penting. Teman-teman di daerah, tidak ada waktu untuk kita bertengkar lagi, tidak ada waktu kita untuk berleha-leha," ucapnya.
Pun mengenai posisi PAN terhadap pemerintah. Pernyataan Zulhas masih sama yaitu menempatkan PAN menjadi mitra kritis pemerintah.
"Bagaimana hubungan kita dengan pemerintah? Saya sudah berkali-kali mengatakan hubungan kita dengan pemerintah adalah mitra kritis. Kita bermitra tapi tetap kritis yang konstruktif. Tujuannya mengoreksi kebijakan-kebijakan pemerintah untuk perbaikan. Kalau nggak beres, kita kritisi habis-habisan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo