Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Trump Kembali Menekan China: Dolar AS Masih Berjaya, Tapi Rupiah Tetap yang Terbaik!

        Trump Kembali Menekan China: Dolar AS Masih Berjaya, Tapi Rupiah Tetap yang Terbaik! Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Babak baru hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China kini semakin sengit. Bagaimana tidak, Presiden AS, Donald Trump, secara tegas melarang maskapai penerbangan China memasuki wilayah AS. Hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk menekan China yang menjadi rival AS sejak lama.

        Apa yang dilakukan Trump ini tentu saja menjadi gambaran berapa semakin buruknya hubungan kedua negara adidaya itu, terlebih sejak wabah virus corona melanda dunia. Kendati demikian, pelaku pasar masih cukup optimis dengan tetap berpegang teguh pada nilai tukar dolar AS sebagai aset safe haven

        Baca Juga: Nasibnya Berbanding 180 Derajat! Rupiah Makin Sangar, Dolar AS Makin Ambyar!

        Dilansir dari RTI, dolar AS terpantau berjaya di hadapan hampir semua mata uang global, seperti dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, dolar Kanada, dan franc. Sebagian besar mata uang Asia juga ikut tertekan di hadapan dolar AS, yakni yuan, dolar Hong Kong, won, dolar Singapura, baht, dan dolar Taiwan. 

        Baca Juga: Dana Haji Mau Dipakai Perkuat Rupiah, Tanya Fadli Zon: Pemilik Dana Rela Uangnya Dipakai?

        Walau mampu unggul secara global, dolar AS nyatanya tak lebih baik daripada rupiah. Hingga pukul 09.50 WIB, rupiah menguat 0,21% ke level Rp14.097 per dolar AS. Rupiah juga menguat terhadap tiga mata uang global lainnya, yaitu dolar Australia (0,63%), poundsterling (0,48%), dan euro (0,35%). 

        Bukan hanya itu, rupiah pun bertahan di posisi puncak alias terbaik se-Asia. Sang Garuda unggul cukup jauh di hadapan ringgit (0,51%), baht (0,47%), dolar Singapura (0,38%), yuan (0,35%), won (0,34%), dolar Taiwan (0,34%), yen (0,23%), dan dolar Hong Kong (0,16%). 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: