Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Geger Tagar #PecatTengkuzulDariMUI, Eh Tengku Zul Bersilat Lidah...

        Geger Tagar #PecatTengkuzulDariMUI, Eh Tengku Zul Bersilat Lidah... Kredit Foto: IG @tengkuzulkarnain.id
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain alias Tengku Zul membuat pembelaan terkait hebohnya tagar #PecatTengkuzulDariMUI di media sosial.

        Diketahui, tagar tersebut muncul usai Tengku Zul melontarkan pernyataan soal Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin, dalam wawancara dengan Refly Harun.?Dia memilih tidak ikut gerbong Ma'ruf karena ada Jokowi dan baru akan banyak membantu Ma'ruf Amin jika Jokowi wafat.

        Terkait itu, Tengku Zul pun meminta publik untuk tidak menyalahartikan. "Pernyataan saya itu di wawancara Refly Harun itu tolong jangan dipelintir. Itu adalah pertanyaan tentang kampanye 2019 yang lalu kenapa saya tidak mendukung Presiden Jokowi dan cawapres Yai Maruf Amin? Padahal sama-sama MUI dan beliau adalah ketua umum MUI," ujarnya kepada wartawan, Selasa (23/6/2020).

        Baca Juga: Cuit Soal Pancasila, Tengku Zul Berasa Kena Tampol: Otak Jarang Dipakai Bisa Beku

        Baca Juga: Gak Kaleng-Kaleng, Elektabilitas Anak Jokowi Makin Meroket... Eh Purnomo Malah Melorot

        Lanjutnya, ia pun menjelaskan bahwa konteks dari wawancara tersebut adalah terkait situasi Pilpres 2019.?

        "Saya jawab dalam konteks saat kampanye 2019 itu bahwa saya tidak ada masalah dengan Pak Presiden Jokowi-nya, tapi saya tidak cocok dengan yang di belakang beliau," kata dia.

        "Refly Harun tanya lagi: 'Siapa di belakangnya?', saya jawab: 'PDIP. Saya tidak cocok dengan PDIP'. Karena menurut pengamatan saya PDIP tidak mau membela kepentingan agama di Indonesia selama ini," imbuhnya.

        Lebih lanjut, ia mengatakan saat diminta Ma'ruf Amin untuk membantu dalam kampanye Pilpres, ia pun menolak ajakan tersebut.

        "Yai Maruf pernah minta saat itu (2019 saat mau kampanye) agar saya membantu beliau. Saya katakan jika Presiden Jokowi WAFAT (beliau sebagai capres nomor 1. Saya sebut Presiden karena beliau kan memang masih Presiden saat itu) dan Yai Maruf jadi (calon) Presiden (2019), maka saya akan kampanye dengan uang sendiri membela Yai Maruf," ucapnya.

        Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pernyataan itu adalah dialog dengan Ma'ruf Amin saat itu. "Jadi konteksnya saat itu adalah dialog sebenarnya antara saya dengan Yai Maruf Amin saat saya diminta membantu kampanye beliau tahun 2019. Bukan konteks SAAT INI. (Silakan perhatikan lagi wawancaranya baik-baik)," kata dia.

        Sambungnya, ia mengatakan bahwa dirinya dan MUO sepakat bahwa Jokowi-Ma'ruf amin adalah pemerintah yang sah dan sudah final.

        "Adapun sikap kami saat ini SAYA dkk (dan kawan-kawan-red) di MUI solid dan sama sepakat, yakni mengakui bahwa Presiden Jokowi dan KH Maruf Amin sebagai Kepala Negara dan Wakli Presiden yang SAH. Tidak ada beda pendapat akan hal ini di MUI sampai saat ini," tuturnya.??

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: