Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Buntut Pembakaran Bendera PDIP oleh Oknum PA 212: Waspada Aksi Balas Dendam!

        Buntut Pembakaran Bendera PDIP oleh Oknum PA 212: Waspada Aksi Balas Dendam! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, meminta agar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) segera melaporkan oknum pembakar bendera partai dalam aksi unjuk rasa yang digelar elemen Persaudaraan Alumni (PA) 212 beberapa waktu lalu.

        Menurut Neta, aksi pembakaran bendera parpol ini tidak bisa dibiarkan. Jika dibiarkan, akan ada dua hal yang muncul. Pertama, akan menjadi yurisprudensi atau preseden yang akan diikuti masyarakat lain, yang jika kecewa dengan parpol atau ormas, massa akan dengan gampang membakar bendera parpol atau ormas tersebut.

        Baca Juga: PDIP: Kami Bukan PKI, Kami Penjaga NKRI!

        "Kedua, jika kasus ini dibiarkan, akan muncul aksi balas dendam dari massa dan pendukung parpol tersebut (PDIP) terhadap massa aksi yang membakar bendera mereka," katanya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (26/6/2020).

        Neta melanjutkan, mengingat massa parpol yang benderanya dibakar itu cukup banyak dan menyebar di seluruh Indonesia, bukan mustahil mereka akan melakukan aksi massa memprotes pembakaran bendera parpolnya. Sementara, ormas yang melakukan aksi penolakan RUU HIP itu juga cukup banyak massanya dan menyebar di seluruh Indonesia.

        "Jika hal itu terjadi, bentrokan massa tentu tak terhindarkan. Sebab itu, parpol tersebut harus segera melapor ke polisi dan polisi bertindak cepat mengusut dan menyelesaikan kasus ini agar tidak terjadi konflik dan bentrokan massa di akar rumput," ujarnya.

        Terkait potensi gerakan penolakan itu akan menjadi massif dan besar, Neta mengaku tidak yakin. Sebab, kelompok penolak ini sudah terpecah-pecah pasca kecewanya pendukung 02 atau setelah figur tokoh yang mereka banggakan bergabung ke 01, pemerintahan Jokowi.

        Akibatnya, berkembang krisis kepercayaan yang masif terhadap semua gerakan yang akan dilakukan kelompok 02. Neta melihat, sebagian elite yang masih bertahan atau mempertahankan sentimentil 02 mencoba membangun sisa-sisa kekuatan dan mencoba melakukan konsolidasi dengan aksi menolak RUU HIP.

        "Tapi saya melihat hasilnya tidak maksimal. Gerakan mereka sudah digerogoti krisis kepercayaan pasca 02 bergabung ke 01. Jadi, aparat keamanan santai saja menyikapi manuver kelompok ini dan Jokowi tak perlu pula repot-repot membahasnya atau menyikapinya," kata Neta.

        "Yang harus diperhatikan jajaran polri adalah aksi balas dendam massa parpol yang benderanya dibakar dalam aksi menolak RUU HIP kemarin," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: