Sepanjang kuartal I 2020, indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 28% akibat pandemi Covid-19. Karenanya, banyak investor pasar modal mulai menarik dananya dan tengah menanti dampak pandemi ini terhadap perekonomian global.
Di samping saham yang anjlok, pada bulan Maret 2020 terjadi koreksi yang dalam pada harga mark to market obligasi sehingga memengaruhi kinerja produk asuransi unit link pada industri asuransi lainnya yang memiliki produk unitlink. Berdasarkan data AAJI, pada kuartal I 2020, industri asuransi jiwa membukukan hasil investasi turun hingga 450,8% atau sebesar Rp47,05 triliun.
Baca Juga: Covid-19 Picu Pendapatan Asuransi Jiwa Terjun 4,9%
Termasuk, BNI Life negatif 6,09% (unrealise) yang tidak turun terlampau dalam dibandingkan dengan industri. Menanggapi hal ini, BNI Life melakukan antisipasi dengan beberapa strategi, antara lain, melakukan monitoring atas pergerakan portofolio secara berkala; segera mengurangi portfolio yang memiliki volatilitas yang tinggi; menambah portfolio di fix income (goverment bond) dengan selektif; dan menambah kas agar BNI Life memiliki portofolio yang sehat dan menjaga likuiditas.
Hal itu dijelaskan oleh Eben Eser Nainggolan selaku Direktur Keuangan BNI Life dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (30/6/2020).
"Dengan kondisi pasar yang belum stabil dan pandemi yang belum usai, kami tetap optimis dengan rasio kecukupan modal atau risk based capital (RBC) yang di periode Mei 2020 berada di posisi 779,33% di mana masih lebih tinggi dari batas minimal ketentuan OJK yang sebesar 120%," kata Eben.
BNI Life berharap, dengan kekuatan tenaga pemasar yang tersebar di seluruh cabang BNI dan agency di seluruh Indonesia, dapat menopang bisnis BNI Life dengan strategi-strategi BNI Life di antaranya melakukan monitoring tenaga pemasar dengan menggunakan media teleconference; program spesial "BNI Life Peduli Corona" untuk nasabah yang membeli produk BNI Life Plan Multi Protection dengan uang pertanggungan Rp1 Miliar; shifting dan social distancing untuk telemarketer dan fokus melakukan penjualan di daerah yang masih zona hijau, dengan penjualan produk tradisional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum