Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Upper Middle Income Country?

        Apa Itu Upper Middle Income Country? Kredit Foto: Reuters/Johannes Christo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Upper middle income country adalah negara-negara berpenghasilan menengah dengan pendapatan per kapita antara USD3.956 (Rp57,27 juta) dan USD12.475 (Rp180,62 juta).

        Dilansir dari Investopedia di Jakarta, Jum'at (3/7/2020) Bank Dunia secara historis mengklasifikasikan setiap ekonomi sebagai berpenghasilan rendah, menengah, atau tinggi. Lebih jauh, sekarang ini Bank Dunia menetapkan negara-negara yang memiliki ekonomi berpenghasilan rendah, menengah, menengah, atau tinggi.

        Baca Juga: Apa Itu Global Bond?

        Bank Dunia menggunakan GNI atau pendapatan per kapita, dalam dolar AS saat ini yang dikonversi dengan metode Atlas dari rata-rata pergerakan nilai tukar tiga tahun, sebagai dasar untuk klasifikasi ini. Ini memandang GNI sebagai ukuran luas dan satu-satunya indikator terbaik dari kapasitas dan kemajuan ekonomi. 

        Bank Dunia biasa menyebut ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah sebagai ekonomi berkembang; pada tahun 2016, ia memilih untuk tidak menggunakan istilah ini dari kosa kata, mengutip kurangnya kekhususan. Sebaliknya, Bank Dunia sekarang merujuk ke negara-negara berdasarkan wilayah, pendapatan, dan status pinjaman mereka.

        Upper middle income country dipecah menjadi ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah dan menengah ke atas. Ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income country) memiliki GNI per kapita antara USD1.026 (Rp14,8 juta) dan USD3.955 (Rp57,26 juta), sementara ekonomi menengah ke atas (upper middle income country) memiliki GNI per kapita antara USD3.956 (Rp57,27 juta) dan USD12.475 (Rp180,62 juta). 

        Upper middle income country adalah kelompok yang sangat beragam berdasarkan wilayah, ukuran, populasi, dan tingkat pendapatan, mulai dari negara kecil dengan populasi kecil, seperti Belize dan Kepulauan Marshall, hingga keempat raksasa BRIC — Brasil, Rusia, India, dan China. China dan India bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari populasi dunia dan menjadi pemain yang semakin berpengaruh dalam ekonomi global.

        Untuk negara-negara dalam kategori berpenghasilan menengah ke bawah, masalah terbesar mungkin adalah menyediakan layanan penting bagi warganya, seperti air dan listrik. Untuk ekonomi dalam kategori berpenghasilan menengah ke atas, tantangan terbesar adalah mengekang korupsi dan memperbaiki tata kelola.

        Upper middle income country sangat penting untuk kelanjutan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi global. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan dalam Upper middle income country memiliki dampak positif ke seluruh dunia.

        Contohnya adalah pengurangan kemiskinan, stabilitas keuangan internasional, dan masalah lintas batas global, termasuk perubahan iklim, pengembangan energi berkelanjutan, ketahanan pangan dan air, dan perdagangan internasional.

        Upper middle income country memiliki populasi gabungan lima miliar atau lebih dari 70% dari tujuh miliar orang di dunia, menampung 73% dari dunia yang secara ekonomi kurang beruntung. Mewakili sekitar sepertiga dari PDB global, negara-negara dalam upper middle income country adalah mesin utama pertumbuhan ekonomi global.

        Baru-baru ini, Bank Dunia telah meningkatkan status Indonesia dari negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income country) menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income country).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: