Terungkap, Tentara China Dendam dengan Kapal Induk AS sebab...
Sebuah fakta terungkap, bagaimana Tentara Pemebebasan Rakyat China (PLA) menyimpan dendam kepada Angkatan Bersenjata Amerika (US Armed Forces). Selain itu, ada pula awal kisah perseteruan China-Amerika yang terjadi lebih dari puluhan tahun lalu.
Dalam laporan yang dikutip dari The National Interest, perseteruan antara China dan Amerika dimulai pada 1995. Penyebabnya adalah penentangan China atas terpilihnya Lee Teng-hui sebagai presiden pertama Taiwan, setelah negara itu lepas dari China.
Baca Juga: China Ngamuk-ngamuk Tahu Kapal Induk AS Keliaran di Pasifik
Pada Agustus di tahun yang sama, China yang tak senang dengan pemerintahan baru Taiwan di bawah komando Teng-hui, langsung melakukan aksi latihan militer. Latihan ini adalah respons dan simbol kemarahan China atas Taiwan.
Dalam latihan itu, Tentara Pembebasan Rakyat China menurunkan Korps Artileri Tentara Kedua Pembebasan Rakyat China (sekarang Pasukan Roket PLA). Sejumlah jet tempur F-7 (Mikoyan MiG-21 Fishbed versi China), 250 mil (402,3 kilometer) dari wilayah Taiwan.
Menurut laporan lainnya, China kembali unjuk kekuatan militer pada 1996. Lebih berani, China sengaja menembakkan sejumlah rudal selama 30 hari. Gilanya lagi, dua dari sejumlah rudal yang ditembakkan meledak hanya dalam jarak 30 mil (48,2 kilometer) dari Taipei, ibukota Taiwan.
Aksi arogan China itu diketahui oleh militer Amerika Serikat (AS) lewat sistem radar SPY-1. Setelah itu, Amerika mengirim kapal induk USS Independence yang bermarkas di Jepang, bersama tiga kapal perang, kapal perusak USS Hewitt (DD-966) dan USS O'Brien (DD-415).
Pasca latihan tempur Tentara Pembebasan Rakyat China, Amerika menambah kekuatan armadanya. USS Nimitz berangkat dari Teluk Persia ke Laut China Selatan. Kapal induk itu tak sendiri, sebab USS Nimitz didukung oleh kapal penjelajah Aegis Port Royal USS Port Royal (CG-73), kapal perusak Oldendorf (DD-972), kapal fregat USS Ford (FFG-54) dan kapal selam nuklir USS Portsmouth (SSN-707).
Armada laut militer Amerika bersiaga di Laut Filipina, sebagai bantuan Amerika kepada Taiwan untuk menghalau serangan China. Di sisi lain, tentara China tak bisa berbuat banyak lantaran tak punya kapal induk. China baru punya kapal induk pada 1998, setelah membeli kapal induk bekas Rusia, Riga.
Setelah dibawa ke galangan kapal Angkatan Laut China (PLAN) di Dalian, untuk direnovasi, dan memulai tugas pada 1998. Setelah memulai masa dinasnya, kapal ini berubah nama menjadi Liaoning 001.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: