Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terkuak, Ternyata Korsel Gak Lockdown Kota saat Pandemi Corona

        Terkuak, Ternyata Korsel Gak Lockdown Kota saat Pandemi Corona Kredit Foto: AP Photo/Newsis
        Warta Ekonomi, Seoul -

        Duta Besar RI untuk Korea Selatan (Korsel), Umar Hadi, mengungkapkan alasan mengapa Negeri Gingseng itu tak menerapkan lockdown atau penguncian selama pandemi COVID-19. Hal ini diungkapkan Umar dalam webinar Viva Talk bertajuk 'Hidup di Tengah Pandemi Covid-19: Belajar dari Pengalaman Korsel.'

        Umar menyebut 70 persen perekonomian Korsel bergantung pada perdagangan internasional, sehingga kegiatan ekspor dan impor adalah kegiatan ekonomi yang sangat penting bagi rakyat Korsel. Hal ini menjadi penyebab mengapa Korsel tidak menerapkan lockdown karena kegiatan ekonomi tidak mungkin berhenti.

        Baca Juga: Ketika 6 Polisi Indonesia Naik Pangkat saat Jalani S2 di Korsel

        "Secara geografis juga Korsel adalah daratan yang luas dengan penduduk 50 juta jiwa, di mana antar kota juga terhubung dengan transportasi yang luar biasa modern. Jadi memang untuk lockdown sulit juga," kata Umar dalam webinar tersebut, Selasa (7/7/2020).

        Umar mengatakan ketika Kota Daegu menjadi epicentrum penyebaran COVID-19, pemerintah Korsel sempat menetapkan kota itu sebagai zona khusus atau special zone. Namun otoritas setempat tidak menerapkan lockdown dan kegiatan berjalan seperti biasa, transportasi publik tetap berjalan dan pasar juga tetap dibuka.

        Korea Selatan pertama kali mencatat kasus pertama COVID-19 pada 20 Januari yang lalu. Hingga kini, pandemi di Korea Selatan telah memasuki hari ke-170. Meski demikian pemerintah Korsel telah mencatat penurunan kurva laju penambahan kasus positif, di mana kini hanya sekitar 982 orang yang masih dirawat di rumah sakit.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: